METRO SULTENG - Sisa banjir tahunan yang menimbulkan genangan air di sejumlah titik di pemukiman warga, khususnya di Dusun 5 Desa Bunta Kabupaten Morowali Utara Sulawesi-Tengah, membuat Pemerintah Desa Bunta, bersama warga dan sejumlah perusahaan industri nikel dan perusahaan perkebunan kelapa sawit, bergegas menggelar pertemuan untuk bermusyawarah dibalai Desa Bunta, Sabtu, (14/2025).
Hal ini untuk mencari solusi meminimalisir genangan air yang selama ini meresahkan warga eks Transmigrasi asal Pulau Jawa, bersama pelaku usaha di sepanjang jalan menuju lokasi kawasan industri smelter.
Baca Juga: Sawit Jadi Salah Satu Penggerak Ekonomi Sulteng meski Hadapi Banyak Tantangan
"Pemerintah Desa mengadakan Musyawarah untuk penanggulangan meminimalisir genangan air yang ada di wilayah Desa Bunta, oleh karena itu Pemdes Bunta mengundang sejumlah Perusahaan industri nikel yang beroperasi di wilayah Desa Bunta untuk turut berkontribusi mengambil langkah-langkah bantuan penyelesaian masalah dengan air yang meluas di wilayah Desa kami," ujar Christol Rizal Lolo, SP, kepala Desa Bunta.
Tak hanya itu, Christol mengatakan, dalam musyawarah tersebut, sejumlah pihak yang diundang telah menyepakati untuk bersedia menurunkan alat berat berupa excavator, untuk mengatasi genangan air dan membenahi saluran pembuangan air.
Ditempat yang sama pihak PT SEI dalam hal ini diwakili oleh Humasnya Yakni Yanto, mengatakan, kita mensupport hasil musyawarah untuk penanganan penanggulangan genangan air yang menggenangi pemukiman warga akibat sisa banjir tahunan.
"Pihak perusahaan menyiapkan alat berat untuk membantu pekerjaaan meminimalisir genangan air di Pemukiman warga," terang Yanto.
Sementara pantauan langsung media ini dilapangan, Minggu, (16/02/2025), di daerah peninggian lorong dan daerah pembersihan saluran pembuang terlihat alat berat excavator tengah beraktifitas, untuk menanggulangi genangan air yang meluas yang menggenangi area pemukiman warga.***