"Mungkin kita dapat informasi dari sosmed, tapi kita juga harus melihat media-media yang
mainstream betul apa tidak ada kebocoran," tegasnya.
Baca Juga: Biaya Haji 2025 Lebih Murah, Menag : Murah Tapi Tidak Mengurangi Kualitas
Sederet Kontroversi Mr Bert
Berkaca dari hal itu, Mr Bert juga kerap membuat gaduh di medsos terkait modus peretasan
QRIS hingga INAFIS dalam sektor perbankan.
Berikut ini tiga kontroversi di antaranya:
1. Sebut Adanya Modus Penipuan QRIS
Dalam kesempatan berbeda, Mr Bert juga pernah menyatakan QRIS dapat digunakan untuk
menipu penggunanya.
Dalam siniar YouTube Samuel Christ yang tayang pada 14 November 2024 lalu, Mr Bert
mensimulasikan cara penipu membuat QRIS dapat mengantarkan pengguna ke website palsu.
Mr Bert menilai, website palsu itu bisa meniru desain website bank atau lembaga resmi lainnya,
lalu menampilkan formulir agar pengguna memasukkan data pribadi seperti username dan PIN.
Setelah formulir itu diisi, data pribadi milik korban dapat terbaca oleh penipu tersebut, bukan ke
komputer server bank atau lembaga resmi lainnya.
Terkait hal ini, Komdigi mengklaim pernyataaan dari Mr Bert soal modus penipuan lewat QRIS
adalah informasi hoaks.
Komdigi menerangkan, kode QRIS asli hanya dapat dipindai melalui aplikasi pembayaran seperti mobile banking atau aplikasi e-wallet milik bank atau lembaga non-bank.
Sementara, kode QR yang tertera dalam video tersebut tidak dapat dipindai di aplikasi mobile
banking atau aplikasi dompet digital.
2. Tudingan Lemahnya Sistem Keamanan INAFIS
Mr Bert pernah memberikan peringatan soal data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) yang yang dikuasai peretas tidak hanya sidik jari tapi juga identitas ibu kandung.
Selebgram itu juga menampilkan tangkapan layar dengan melansir sebuah unggahan SOCRadar, untuk membuktikan ucapannya.