Gunung Lewotobi Laki-Laki Kembali Erupsi pada Kamis, 7 November 2024: Begini Sejarah Letusan Puncak Berapi Kembar di NTT

photo author
- Kamis, 7 November 2024 | 12:39 WIB
Potret Gunung Lewotobi Laki-Laki yang kembali erupsi di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, 7 November 2024. (Dok. PVMBG-ESDM RI)
Potret Gunung Lewotobi Laki-Laki yang kembali erupsi di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, 7 November 2024. (Dok. PVMBG-ESDM RI)

Catatan Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi di NTT merupakan salah satu gunung api strato bertipe andesitik yang terletak di bagian timur Pulau Flores.

Gunung api ini memiliki dua puncak, yaitu Lewotobi Laki-Laki dan Lewotobi Perempuan. Jarak puncaknya kurang dari dua kilometer di sepanjang garis barat laut-tenggara.

Dikutip dari laman Kementerian ESDM RI, Gunung Lewotobi meletus sebanyak 17 kali sejak tahun 1861 hingga 2003 silam.

Letusan Gunung Lewotobi dicirikan oleh letusan-letusan kecil yang berlangsung selama beberapa bulan mendahului letusan besar. Keduanya merupakan gunung berapi yang masih aktif.

Berdasarkan catatan aktivitas vulkanik, Gunung Lewotobi Laki-Laki lebih sering meletus daripada Gunung Lewotobi Perempuan.

Sejarah letusan Lewotobi Perempuan terjadi pada tahun 1921 dan 1935. Selain itu, pernah terjadi peningkatan aktivitas vulkanik pada tahun 2011 dan 2023 lalu.

Sementara itu, Lewotobi Laki-Laki tercatat memiliki riwayat erupsi yang lebih panjang, yaitu pernah erupsi pada tahun 1861, 1865, 1868, 1869, dan 1907.

Baca Juga: Ahmad Ali Ingin Naikkan Gaji Honorer Setara UMR

Gunung Lewotobi Laki-Laki juga pernah menyemburkan abu vulkanik pada tahun 2002 hingga statusnya naik menjadi level IV (Awas) pada 9 Januari 2024 lalu.

Sejarah Keberadaan Gunung Lewotobi

Menurut data PVMBG, Gunung Lewotobi Laki-Laki memiliki ketinggian yang mencapai 1.584 mdpl.

Namun, ketinggian itu lebih rendah dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan yang mencapai 1.703 mdpl.

Menurut sejarahnya, adanya dua puncak berapi di NTT itu erat kaitannya dengan budaya dan legenda masyarakat Lamaholot di Pulau Flores.

Sebagai gunung berapi kembar yang aktif, kedua puncak itu dianggap sebagai simbol pasangan suami-istri dan melambangkan kesetiaan dan keharmonisan antara alam dan manusia.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Rekomendasi

Terkini

X