Success Story Ahmad Ali Diangkat dalam Film Dokumenter

photo author
- Senin, 9 September 2024 | 13:15 WIB
Ahmad Ali saat berada di kebun melon miliknya beberapa waktu lalu. (Foto: Ist).
Ahmad Ali saat berada di kebun melon miliknya beberapa waktu lalu. (Foto: Ist).

Setelah tamat SD, Ahmad Ali melanjutkan pendidikan SMP hingga SMA dengan menumpang di rumah tente, adik kandung ayahnya di Desa Marsaole (sekarang Bungku Kota).

Saat SMP sampai SMA, ia harus jalan kaki ke sekolah. Setiap hari. Kedua orang tuanya belum membolehkan pakai motor.

Pulang sekolah, begitu selesai makan, langsung ke kebun. Juga jalan kaki. Jarak kebun dari rumah, sekitar empat kilometer pulang pergi.

"Dari SMP sampai tamat SMA, saya menumpang di rumah tante. Setiap hari bantu om dan tante di kebun. Mungkin kebanyakan anak sekolah tidur siang ya, setelah pulang ke rumah. Itu tidak berlaku bagi saya," kenangnya.

Nanti beranjak kuliah di Universitas Tadulako (Untad) di Palu, barulah Ahmad Ali diizinkan oleh kedua orang tuanya mengendarai motor. Ia memilih Fakultas Ekonomi. Masuk kuliah 1987, lalu menyandang status sarjana pada 1992.

Ahmad Ali awalnya bercita-cita menjadi seorang dosen setamat kuliah. Namun sang ayah, H. Sun, kurang setuju. Sang ayah bahkan menentang keinginan anak sulungnya tersebut.

Baca Juga: Bangun Masjid, Sudah Jadi Hobi Seorang Ahmad Ali

Ahmad Ali muda diminta ayah dan ibunya untuk menjadi pengusaha. Ia pun manut.

Karena belum ada bakat menjadi seorang pengusaha, modal yang diberikan sang ayah untuk dikelola, tidak sesuai harapan. Ludes tanpa bekas. Bahkan kendaraan pribadi pun terjual.

"Saat itu saya di Poso. Terpaksa hari-hari naik ojek. Orang hanya melihat Ahmad Ali hari ini, tapi prosesnya belum banyak mereka tahu," tuturnya.

Suatu ketika, ayahnya di Morowali meminta untuk datang ke Poso. Membantu usahanya yang jatuh bangun. Tapi dengan catatan, setelah itu ia kembali Morowali untuk meneruskan usaha keluarga.

Sontak Ahmad Ali muda menolak. Ia menyampaikan kepada sang ayah agar dirinya didoakan saja. Terutama doa dari ibu. "Saya bilang, saya belum akan injakkan kaki di Morowali kalau belum sukses. Mulai dari situ saya bangkit," kenang ayah dua anak ini.

Ketekunan Ahmad Ali berbuah hasil. Ia pun berhasil mendirikan beberapa perusahaan yang bergerak di beberapa bidang usaha. Salah satunya bergerak di bidang jasa konstruksi.

Baca Juga: Bantu Korban Banjir Sausu Piore Parimo, Ahmad Ali: Ini Tanggung Jawab Kemanusiaan

Saat mulai menjalankan bisnisnya, jodoh pun datang. Ia tak kuasa menolak. Tahun 1997 ia mempersunting pujaan hatinya, Nilam Sari Lawira.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X