Menyedihkan! Begini Derita Warga Luwu Utara Akibat Bencana Banjir Berkepanjangan

photo author
- Rabu, 15 Mei 2024 | 06:37 WIB
Korban banjir Luwu
Korban banjir Luwu

METRO SULTENG- Warga Desa Lawewe Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara (Lutra) saat ini sangat resah.
Bagaimana tidak, banjir yang merendam pemukiman warga sudah berlangsung cukup lama.

Hal tersebut terungkap dalam perbincangan di group WA Peduli Banjir Tana Luwu, Selasa, 14 Mei 2024. "Kalau kami di Desa Lawewe tidak tahu harus bilang apa lagi karena selama kurang lebih 3 bulan air tidak lagi meninggalkan pemukiman warga," ungkap Haddas Kudese, pemuda setempat.

Menurut Haddas, banjir yang melanda kampung halamannya menggenangi sekitar 70 persen pemukiman warga dan merendam sekitar 85 persen lahan pertanian warga.

"(Maka) bisa dibayangkan bagaimana keresahan masyarakat saat ini," kata Haddas sembari memberikan emoticon tanda bersedih.

Baca Juga: Eks Bupati Donggala Kasman Lassa Sidang Korupsi Website Desa Kompak dengan Adiknya Mengaku Tak Mengenal Terdakwa Tapi Terima Uang

Hal serupa dikemukakan oleh Andi Asdar, salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Malangke Barat, Kabupaten Luwu Utara.

Dia melaporkan bahwa banjir juga melanda Desa Pombakka selama beberapa pekan terakhir dan melumpuhkan aktifitas warga.

"(Makanya) Desa Pombakka ini sangat butuh perhatian, khususnya untuk penanganan tanggul yang ada," kata Asdar.

Tanggul yang dimaksud Asdar adalah yang membentengi pemukiman warga dari aliran sungai Rongkong yang belakangan ini memiliki debit air yang lebih besar.

"Pertahanan Desa Pombakka hanya tanggul. Kapan tanggulnya jebol maka kami masyarakat (akan) kehilangan mata pencarian (akibat banjir)," bebernya.

Hal tak jauh berbeda dijelaskan oleh Sekretaris Desa Lembang-Lembang, Kecamatan Baebunta Selatan, Kabupaten Luwu Utara.

Dikatakan Masriadi, banjir yang terjadi disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Rongkong sejak 26 Maret 2024 lalu.

“Banjirnya sudah lama, sejak 26 Maret. Sebagian besar masyarakat kami mengungsi ke luar desa, namun masih ada juga yang harus tinggal menunggui rumah meski tergenang air,” jelasnya.

Menurut Masriadi, warga sudah beberapa kali meminta kepada pemerintah agar persoalan tanggul bisa segera dituntaskan, namun tak urung ada kejelasan hingga saat ini.

“Bahkan sudah pernah ada orang Balai yang datang meninjau. Tapi kata mereka, sulit untuk melakukan perbaikan jika genangan air masih tinggi. Mungkin terkait mobilitas alat berat ya,” gumannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X