METRO SULTENG-Sebanyak 40 karyawan korban bocornnya pipa gas asam sulfat milik PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) DI Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) dinyatakqn selamat meski mengamai sesak nafas.
Kebocoran gas terjadi di pabrik milik PT MTI pukul 23.00 Wita. Saat itu pekerja sedang melakukan commissioning atau uji coba pengoperasian pabrik asam milik PT MTI.
Baca Juga: Pipa Gas Bocor di PT MTI, Berikut Penjelasan Lengkap Humas IMIP
Dari tayangan video yang dibagikan karyawan korban PT MTI di media sosial, terlihat sejumah karyawan baik pekerja WNI maupun WNA asal Cina yang dilarikan disebuah ruangan nampak mengalami sesak nafas, batuk-batuk dan lemas sampai terduduk dilantai dan ada yang terpaksa dibaringkan.
Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan kepada wartawan, Rabu (20/3/2024) mengungkapkan kebocoran gas terjadi saat pekerja sedang melakukan commissioning atau uji coba pengoperasian pabrik asam milik PT MTI.
"Commissioning itu dilakukan pukul 22.00 Wita. Sejam kemudian, tim MTI mendeteksi terjadinya kebocoran gas di lantai 4 pabrik," kata Dedy.
Baca Juga: Saat Para Bocil Morowali Mulai Peduli Sampah di Bahadopi Berkat Edukasi Tim CSR PT IMIP
Tim MTI kemudian mengevakuasi seluruh karyawan yang berada di sekitar lokasi menuju tempat lebih aman. Namun ada sebanyak 40 orang karyawan dari 4 perusahaan yang lokasinya berdekatan dengan pabrik milik PT MTI harus mendapat pertolongan di fasilitas klinik PT IMIP.
40 karyawan itu mengalami gejala sesak napas dan pusing. Diduga, mereka terpapar gas yang terbawa angin dari PT MTI hingga ke lokasi kerja puluhan karyawan tersebut.
Dedy mengaku kondisi 40 karyawan tersebut sudah membaik usai menjalani pemeriksaan selama 4 jam. Saat ini pihaknya telah menghentikan aktivitas commissioning dan operasional pabrik untuk kepentingan investigasi.
"Saat ini situasi baik di dalam areal pabrik PT MTI maupun pabrik-pabrik lain yang ada di sekitarnya sudah dalam kondisi normal. Namun lokasi kejadian masih kami tutup untuk kepentingan investigasi," ujar Dedy.
Dedy mengklaim bahwa peristiwa kebocoran gas tersebut tidak berdampak ke area pemukiman penduduk setelah pihak perusahaan melakukan pengecekan kadar udara menggunakan alat Single Detector Only For So2 dan hasilnya adalah nihil.
"Nihil. Hasil pengujian kadar udara di Desa Labota tak ditemukan kandungan So2. Jadi masyarakat tak perlu khawatir," jelasnya.***