Saat Para Bocil Morowali Mulai Peduli Sampah di Bahadopi Berkat Edukasi Tim CSR PT IMIP

photo author
- Rabu, 20 Maret 2024 | 17:05 WIB
Para siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bahodopi mengumpulkan sampah plastik bekas wadah minuman kemasan di lingkungan sekolahnya.
Para siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bahodopi mengumpulkan sampah plastik bekas wadah minuman kemasan di lingkungan sekolahnya.

METRO SULTENG -Masih mengenakan seragam berwarna putih biru, Fakhri dan Kenzo memunguti gelas-gelas kemasan sisa minuman yang berserak acak di halaman sekolahnya. Di bawah sinar matahari sore, kedua siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bahodopi ini, penuh semangat mencari botol kemasan plastik hingga ke parit depan ruang kelas mereka.

Setelah terkumpul banyak, wadah plastik sisa minuman kemasan itu mereka masukkan ke dalam satu karung putih besar. Fakhri menceritakan, nantinya sampah botol dan gelas plastik wadah minuman diserahkan kepada guru mereka setiap hari Sabtu sebagai tambahan nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Melihat Dari Dekat IMIP, Kawasan Industri yang mengelolah Bijih Nikel Terbesar di Asia Tengara serta Kehidupan Masyarakat Sekitar

“Pengin dapat uang dan ditabung,” kata Fakhri, saat ditemui di halaman belakang sekolahnya beberapa waktu lalu.

Aktivitas yang dilakukan Fakhri dan Kenzo ini, merupakan bagian dari keterlibatan pihak sekolah di Kecamatan Bahodopi untuk anggota sampah di wilayah itu.

Timbulan sampah yang berserakan di jalan organisasi warga masih menjadi permasalahan sosial di Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah.

Kondisi ini kemudian mencetuskan ide bagi Wayan Srianiawantini, seorang guru mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMPN 4 Bahodopi.

Perempuan kelahiran Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara ini membuat program pengumpulan sampah khususnya berbahan plastik dengan melibatkan para siswa didiknya.

Penerapan penimbangan dan pencatatan melalui bank sampah di SMPN 4 Bahodopi didampingi tim CSR PT IMIP.
Penerapan penimbangan dan pencatatan melalui bank sampah di SMPN 4 Bahodopi didampingi tim CSR PT IMIP.

“Para siswa yang terlibat dalam program pengumpulan sampah plastik ini akan mendapat nilai tambahan di rapornya nanti semacam kurikuler ekstra,” kata Wayan.

Wayan bercerita, ide awal membuat program ini adalah ketika terlibat banyak terlibat diskusi dengan tim CSR PT IMIP terkait timbulnya sampah di Kecamatan Bahodopi yang semakin banyak seiring semakin bertambahnya warga pendatang di daerah itu.

Dari diskusi itu, lalu tercetus ide bagaimana membangun kesadaran warga Bahodopi akan pentingnya menjaga dan mengendalikan sampah.

Didukung pimpinan di sekolah tempatnya mengajar serta sejumlah guru, Wayan lalu membuat program Gerakan Peduli Sampah Sejak Dini untuk membentuk kebiasaan baru masyarakat. Gerakan ini, menyasar para siswa didik di sekolahnya sebagai percontohannya.

Baca Juga: Geger! Oknum Polri Lakukan Pengawalan Klaimer Untuk Panen Sawit di Morowali Utara!

Dalam program itu, siswa kelas VII SMPN 4 Bahodopi diminta menerapkan pungut dan pilah sampah secara mandiri. Wayan mantap mewajibkan anak didiknya mulai menerapkan kebiasaan keterampilan memungut sampah plastik sebagai poin pembelajaran.

Bahkan, Wayan memasukkan aktivitas memungut dan memilah sampah sebagai poin penilaian keterampilan mengacu standar Kurikulum Merdeka. Dua di antaranya ialah “Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa” dan “Berakhlak mulia”.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X