METRO SULTENG- Aliansi Masyarakat Geresa Laroue bersatu menggelar aksi tolak tambang batu gamping. Unjuk rasa dimulai sejak pagi hari di depan rumah jabatan Bupati Morowali Desa Matansala ,Kecamatan Bungku Tengah, Selasa (27/2/24).
Hingga malam hari massa masih tetap berkumpul menunggu Penjabat Bupati Morowali Rachmansyah Ismail untuk berdialog.Tapi sayangnya, P
Pimpinan faerah yang dianggap sebagai penyelamat masyarakat itu justru tak kunjung hadir, alhasil masyarakat pun kecewa.
Baca Juga: GEMPA TERKINI Guncang Pangandaran Magnitudo 4.0 Jam 03.06 WIB
"Kita semua tentunya sangat kecewa atas sikap Pj Bupati Morowali yang tidak menemui kita untuk berdialog langsung agar kita bisa menyampaikan segala masalah dan keresahan kita semua, yang hari ini tidak menggunakan hutan di desa laroue dan geresa dijadikan area pertambangan,"ujar Amrin selaku kordinator aksi mewakili masyarakat.
Amrin menjelaskan ,hingga malam hari ini masyarakat aliansi Geresa Laroue menunggu Pj Bupati sembari membuka tenda didepan Rujab, soalnya sebelum aksi telah dijanjikan untuk ketemu Pj.
"Kita selalu dijanjikan ketemu Pj Bupati Morowali tapi selalu nya beliau berhalangan, cape sibuk dan banyak urusan lainya, ini menyulitkan masyarakat untuk menyampaikan masalah kami sebagai masyarakat,"jelas Mahasiswa Morowali itu.
Amrin menambahkan, sebanyak 6 WIUP yang terbit di Desa Geresa Laroue terbit pada tahun 2023, tentunya diketahui Pj Bupati, dimana pihaknya juga pernah menjabat sebagai Kadis ESDM Provinsi Sulawesi Tengah yang mengurusi soal IUP Batuan.
Dan hari ini ,lanjut Amrin, jika semua pemerintah bersikap untuk tidak ingin terlibat mengambil keputusan menolak 6 WIUP ini, Maka kami yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Geresa Laroue akan terus menggaungkan gerakan penolakan dan tetap komitmen meminta cabut WIUP tanpa syarat.
Lain sisi ,Amrin menyebut bahwa sikap Pj Bupati Morowali saat ini membuat kita semua sebagai warga Morowali kecewa dan kecil harapan perubahan itu kita titipkan kepada pemerintah daerah Kabupaten Morowali saat ini.
"Kita semua warga Morowali Kecewa, harapan perubahan itu kita titipkan kepada Pemerintah tapi PJ Bupati justru menyuruh bawahannya untuk menemui kita,"sebut Amrin.***