METRO SULTENG-Tindak kejahatan penipuan online atau disebut Social Engineering sedang marak, baru-baru ini seorang nasabah BRI di Kalimantan Selatan (Kalsel), mengaku saldo miliknya raib Rp1,5 miliar di rekening, Minggu (10/9) sore.
Bobolnya saldo nasabah hingga miliaran itu, pimpinan BRI Cabang Kandangan (Kalsel), I Nengah Budi Harsana, langsung mengeluarkan pres rilis.
Baca Juga: Dukung Operasi Zebra Tinombala, Kendaraan Anggota Polisi Ikut Terjaring Razia
Berikut penegasan pihak BRI dalam rilisnya.
Saat ini BRI telah melakukan investigasi atas pengaduan yang mengaku korban penipuan. BRI juga sangat menyesalkan kejadian tersebut, hingga menyebabkan nasabah itu jadi korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering.
"BRI juga berempati atas kajadian itu. Namun demikian, bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan," kata I Nengha.
Baca Juga: RPHJP Sulteng Direvisi, Dishut Libatkan Kementerian LHK
Belajar dari peristiwa tersebut, Pimpinan Cabang Bank BRI Morowali Hendra Purwana menghimbau nasabah khususnya yang ada di Kabupaten Morowali untuk menjaga kerahasian data transaksi, dan mengingatkan berhati-hati terhadap beragam modus penipuan.
Kata dia, BRI senantiasa memberikan himbauan agar nasabah lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Menuju Puataran Final Piala Asia U-23 2024 Usai Taklukan Chinese Taipei
Selain itu, BRI juga menghimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI.
Termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP dsb.) melalui saluran, tautan atau website dengan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca Juga: Tali Jam Tangan Spigen Light Fit untuk Google Pixel Watch yang Sangat Ringan Dirilis
"Dengan maraknya penipuan dan semakin beragam secara digital, BRI juga menghimbau agar nasabah tidak sembarang menginstall aplikasi dengan sumber yang tidak resmi dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengan sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab," terangnya.***