"Sudah beberapa tahun ini, kebohongan menyebar dan beranak pinak. Kita yang sadar akan hakikat realitas politik dan sosial ekonomi yang semakin buruk ini merasakan betapa bangsa Indonesia terkepung dan terkooptasi oleh kebohongan yang sistematis, sehingga telah sampai pada kondisi yang membahayakan eksistensi kebenaran," kata dia.
Baca Juga: Pasca Rusuh di PT GNI Morowali Utara, 2.963 Karyawan Kembali Kerja Termasuk TKA dari Cina
Kalau semua ini tdk bisa dihentikan, bukan tidak mungkin kebenaran hanya akan tinggal sebagai kenangan belaka, bahkan jadi bahan olok-olokan.
Ryaas juga menegaskan hal itu musuh peradaban yang sesungguhnya. "Kebohongan adalah musuh besar peradaban," pungkasnya. ***