politik

Menggugat Arah Politik Indonesia, HMJ PPI UIN Datokarama Gelar Lawyers Club

Senin, 23 Juni 2025 | 21:59 WIB
Kegiatan diskusi yang dilaksanakan HMJ PPI Universitas Datokarama Palu menggelar diskusi pada Sabtu malam lalu.

METRO SULTENG - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pemikiran Politik Islam (PPI) Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUAD) UIN Datokarama Palu, menggelar kegiatan PPI Lawyers Club pada Sabtu malam (21/6/2025), di Pijakan Lalove Cafe, Kelurahan Nunu, Kota Palu, Sulteng.

Kegiatan ini menjadi ruang kritik sekaligus refleksi terhadap kondisi demokrasi di Indonesia yang dinilai tengah berada di persimpangan jalan. Dengan mengusung tema “Demokrasi di Persimpangan Jalan: Menguat atau Melemah?”.

Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan PPI, Muhammad Taufik dan dihadiri oleh mahasiswa, aktivis, akademisi, serta masyarakat umum.

Baca Juga: Mantan Ketua DPRD Dilapor di Kejati, Ada Apa dengan Bansos Covid-19 Morut?

Diskusi ini menghadirkan berbagai sudut pandang untuk menjawab pertanyaan besar: ke mana arah demokrasi Indonesia hari ini?

Ketua panitia, Sahir Cipongono, menjelaskan tema kegiatan lahir dari kegelisahan mahasiswa terhadap melemahnya demokrasi di tanah air. Ia menyoroti perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) serta praktik politik yang menurutnya semakin jauh dari aspirasi rakyat.

“Tujuan kami mengangkat tema ini karena melihat demokrasi di Indonesia kian melemah. Mulai dari perubahan UUD hingga praktik politik yang semena-mena tanpa mendengar aspirasi masyarakat,” ujarnya.

Untuk memperkaya diskusi, panitia menghadirkan sejumlah narasumber dari beragam latar belakang. Mereka adalah Nasrun selaku Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Tengah, Mahfud Masuara selaku Anggota Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Tengah sekaligus Ketua DPW Partai Perindo Sulteng.

Baca Juga: Kasi Humas Polres Morowali Raih Penghargaan dari Polda Sulteng, Kapolres Apresiasi Sinergi dan Dedikasi

Kemudian Dr. Sahran Raden selaku akademisi UIN Datokarama Palu; Agung Sumandjaya, selaku Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu, serta Muhammad Sadig, yang merupakan akademisi sekaligus aktivis.

Sahir menegaskan, kehadiran narasumber dengan pandangan berbeda justru menjadi kekuatan dalam diskusi ini.

Menurutnya, dinamika yang terbuka adalah cara sehat untuk menumbuhkan kesadaran demokrasi di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

“Kami tidak hanya mengundang mereka yang sepakat, tetapi juga yang memiliki pandangan berbeda. Ini penting agar diskusi berjalan dinamis dan menyajikan berbagai perspektif,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan kritik tajam terhadap praktik pemerintahan yang dinilai semakin menjauh dari nilai-nilai demokrasi.

Baca Juga: IMIP Perkuat Komitmen Transformasi Industri Nikel Berkelanjutan dan Tangguh

Halaman:

Tags

Terkini

Ramai Soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara

Selasa, 18 November 2025 | 17:46 WIB

Anak Muda: Melek Politik dan Melek Berpartai

Senin, 17 November 2025 | 09:26 WIB