politik

Saat Reses di Palu, Senator ART Nyatakan Sistem Berdemokrasi di Indonesia saat ini Kurang Sehat

Senin, 5 Februari 2024 | 09:02 WIB
Anggota DPD RI Dapil Sulawesi Tengah, Abdul Rachman Thaha (kanan) saat menggelar diskusi dengan mahasiswa di Palu dalam rangka reses pada Minggu malam (4/2/2024).

METRO SULTENG - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Sulawesi Tengah, Dr Abdul Rachman Thaha, SH., MH menggelar reses masa sidang III tahun 2024 di Kota Palu, Minggu (4/2/2024).

Senator yang akrab disapa ART itu bertemu dengan mahasiswa dari beberapa kampus. Pertemuan sang senator dikemas dalam bentuk diskusi. Tema diskusinya, penguatan sistem demokrasi di Indonesia.

Baca Juga: Senator ART: Warga Lekatu Kota Palu Dibunuh secara Perlahan karena Galian C

Pada kesempatan itu, senator ART menyatakan bahwa sistem demokrasi di Indonesia akhir-akhir ini banyak mendapat sorotan. Secara garis besar  penyebabnya sebut ART, karena ada dugaan pelanggaran konstitusi.

"Proses berdemokrasi kita belakangan ini "kurang sehat". Landasan fundamentalnya diabaikan, yaitu UUD 1945. Aturan dilabrak, dianggap seperti guyonan saja," prihatin ART saat berbicara di depan mahasiswa di Palu.

Proses berdemokrasi di Indonesia akhir-akhir ini, menurut ART terlalu kuat dikendalikan kekuasaan. Bukan lagi rakyat sebagai pemegang mandat. Prinsip demokrasi dengan nilai-nilai pancasila seolah mulai ditinggalkan.

Bahkan, ada beberapa produk politik tapi melanggar konstitusi. Ini sangat berbahaya kata ART, untuk keberlanjutan sistem demokrasi ke depan.

"Untuk itu, adik-adik mahasiswa harus kritis menyikapi kondisi berdemokrasi di negara kita saat ini. Apapun bentuk produk politik yang dihasilkan, mesti berada dalam rel konstitusi. Karena sebuah produk politik sudah pasti adalah produk hukum," tegas ART, anggota Komite 1 DPD RI yang membidangi politik, hukum dan keamanan.

Baca Juga: Jemaah Umrah Gratis Senator ART Bertolak ke Jakarta, Dini Hari Nanti Menuju Mekkah

Sesuai amanat konstitusi, sistem demokrasi Pancasila di Indonesia, harus betul-betul menjamin kebebasan warga negara berpendapat. Bebas dipilih dan memilih. Sistem demokrasi Pancasila sangat luar biasa.

Para mahasiswa ikut kegiatan diskusi bersama senator ART.
Olehnya itu, senator ART mengajak semua pihak, termasuk mahasiswa, untuk ikut berperan memberikan masukan dan saran. Supaya kehidupan berdemokrasi tidak melenceng jauh dari cita-cita para pendiri bangsa. Karena hal itu akan tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa ini.

"Politik dinasti merupakan salah satu tanda kurang sehatnya sistem demokrasi. Apalagi dilakukan dengan cara-cara mengabaikan konstitusi. Aturan dikesampingkan, kendali kekuasaan ditonjolkan," beber senator yang dikenal vokal ini.

Untuk tetap menjaga sistem berdemokrasi di bumi pertiwi tidak melenceng jauh, saat ini kembali disuarakan amandemen UUD 1945. Pemilihan Presiden kembali lagi ke MPR. Dimana MPR berhak memilih dan melantik Presiden.

Baca Juga: Closing Statement Lengkap Capres Prabowo Subianto Saat Debat Kelima Pilpres 2024

"Ini dilakukan dengan melihat kondisi akhir-akhir ini. Kekuasaan yang berafiliasi dengan partai politik pendukungnya, sangat kuat mengendalikan sistem berdemokrasi. Padahal ada pelanggaran konstitusi di dalamnya. Ini harus dihindari," tegas ART disambut aplaus para mahasiswa.

Selain senator ART, narasumber lainnya dalam diskusi itu adalah Idris Mamonto. Dosen dari Universitas Tadulako Palu ini juga memaparkan sejumlah fenomena sistem demokrasi di Indonesia, yang bertalian dengan sistem hukum.

Halaman:

Tags

Terkini

Ramai Soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara

Selasa, 18 November 2025 | 17:46 WIB

Anak Muda: Melek Politik dan Melek Berpartai

Senin, 17 November 2025 | 09:26 WIB