METROSULTENG — Politikus Partai Gerindra Kabupaten Morowali, Asgar Ali, menyoroti gagalnya penyaluran beasiswa daerah tahap III yang menyebabkan 718 mahasiswa tidak menerima bantuan pendidikan. Ia menilai, kejadian tersebut mencerminkan lemahnya perencanaan dan koordinasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali, sehingga perlu dilakukan evaluasi total agar peristiwa serupa tidak terulang.
“Program beasiswa seharusnya menjadi bentuk nyata kepedulian Pemda Morowali terhadap pendidikan. Kalau sampai banyak mahasiswa tidak menerima, berarti ada yang salah dan harus dievaluasi,” ujar Plt Ketua DPC Partai Gerindra Morowali itu, Senin (3/11/25).
Asgar menegaskan, Bupati Morowali Iksan B. Abd Rauf harus lebih fokus mengawasi kinerja jajarannya agar program beasiswa berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Ia meminta bupati tidak hanya sibuk dengan agenda luar daerah, melainkan memastikan visi dan misinya benar-benar dikawal di lapangan.
“Bupati jangan sibuk ke sana kemari. Visi misinya harus dikontrol,” tegas mantan Wakil Ketua II DPRD Morowali itu.
Lebih lanjut, Asgar menilai persoalan ini bukan hanya kesalahan satu pihak, melainkan hasil dari kelalaian bersama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, DPRD, TAPD, Bappeda, Badan Anggaran (Banggar), hingga Bupati Morowali selaku pemegang visi dan misi pemerintahan.
“Kadis itu cuma leader di dinas, hanya bagian kecil. Ketika Pak Amir pindah, jangan salahkan dia. Di dinas itu ada timnya. Tim menyiapkan data teknis, lalu diolah oleh Bappeda, dibahas oleh TAPD bersama DPRD, kemudian dikembalikan ke Bappeda dan keuangan untuk didistribusikan lagi,” jelasnya.
Asgar juga mengungkapkan bahwa data 718 mahasiswa tersebut sebenarnya telah terverifikasi sebelum penetapan APBD Perubahan, sehingga seharusnya dapat diakomodasi dalam program beasiswa tahap III.
“Semua salah. Termasuk DPRD dalam memberikan persetujuan. Kenapa tidak teliti?. Data 718 mahasiswa yang gagal menerima beasiswa itu sudah muncul sebelum APBD Perubahan ditetapkan, itu informasi saya dapat,” tandasnya.
Terakhir, Asgar Ali menyayangkan sikap sejumlah pihak yang menyebarkan informasi strategis terkait gagalnya 718 mahasiswa menerima beasiswa melalui media sosial. Ia menilai langkah tersebut justru dapat menimbulkan resistensi di tengah masyarakat.
"Hal yang bersifat strategis seperti itu, jangan terlalu ngomon di media sosial, tiktok dan lain sebagainya. Jangan, karena akan meninggalkan jejak digital. Lebih baik undang mahasiswanya, sampaikan klarifikasi dan solusi,"pungkasnya.