PLUS MINUS PILKADA SULTENG

photo author
- Kamis, 26 September 2024 | 15:27 WIB
Abdissalam Mazhar. (Foto: Ist).
Abdissalam Mazhar. (Foto: Ist).

Oleh: Abdissalam Mazhar 

ROTASI pikir ke arah strategi yang lebih mapan, merupakan kiat penting yang tak bisa dielakkan dalam kontestasi gebrakan Pilkada Gubernur Sulteng 2024-2029. Kondisi dan berbagai macam situasi Sulteng dari fokus sudut pandang khalayak, baik ASN, pengusaha, profesional dan masyarakat biasa, seakan terburai keluar dari perutnya di daerah bekas kekuasaan kerajaan Tawaeli ini.

Tiga belas kabupaten/kota berhias dengan cantik menyambut sang calon pemimpinnya. Pernak-pernik isu, karakter budaya, keagamaan, situasi sosial moral kerakyatan menjadi faktor-faktor ukuran rumit para calon pemimpin untuk menaklukannya.

Survei berjalan silih berganti sebagai komitmen standar pemenangan telah berbulan-bulan berjalan tanpa henti mengisi kisi-kisi hari klaimnya. Timses yang sah, bayangan dan relawan independen berbaris sebagai basis tegas sang calon pemimpin.

Baca Juga: Pengundian Nomor Urut Paslon Gubernur Sulteng: BERAMAL 1, BERANI 2, Petahana 3

Seiring berjalannya waktu, semua persiapan telah menggunung menunggu untuk dieksekusi sang calon. Mana yang akan dilaksanakan secara terstruktur, mana yang acak, mana yang akan diwakilkan, dan mana yang hanya menjadi figuran step politik.

Harinya tiba, pendaftaran dan penetapan serta pengundian nomor para calon sebagai tanda karakter resmi dari penyelenggara Pilkada telah selesai. Patroli pengawalan Paslon telah berbunyi sebagai tanda mulainya fasilitas pengawalan resmi pemerintah untuk sang putra mahkota calon pemimpin dimulai.

Genderang persaingan strategi politik kini sudah ditabuh. Sepekan sejak tanggal pencabutan nomor paslon, adalah pekan lintas tinggal landas perjuangan program pertama yang memenuhi jagat raya Sulteng. Berbagai cara disambut para aktivis tim bekerja bahu-membahu menggalang dukungan dan menyebar pengaruh tentang calonnya masing-masing.

Dan disinilah mata pengamatan para pemerhati dari berbagai kalangan mulai startingnya melakukan berbagai analisis. Menganalisis tentang pemaparan program dan pikiran-pikiran sang calon pemimpin yang tersampaikan ke publik, sesuai dengan jenjang komunitas masing-masing.

Tahap inilah yang paling menguntungkan sekaligus merugikan para calon. Ketika langkah dan cara mereka cakap tanggap dengan massa, kelompok komunitas, relawan, lawan maupun kawan, maka disinilah titik absah kemenangannya.

Baca Juga: Tahun Ini, Sulteng Raih Insentif 2,8 Juta Dolar dari Program REDD+

Mengapa? Karena ini adalah fondasi sosial logis yang harus direbut pertama kali sebagai penguatan believe masyarakat yang nantinya akan berfungsi sebagai public relations dan human service gratis bagi perjuangan kita.

Jika hal ini telah terbentuk di masyarakat dengan sukarela, maka informasi positif akan cepat sekali disebarkan dan informasi negatifnya akan sangat cepat ditangkal dengan logika-logika sesama mereka tanpa dilatih dan dikursuskan. Inilah relawan asli, pejuang murni dan seleksi alam yang hakiki.

Apa yang menyebabkan hal ini secara otomatis terbentuk dan terstruktur? Jawabannya sederhana, yaitu karakter kepemimpinan dari para calon secara alami.

Seorang pemimpin yang belum apa-apa telah meletakkan jarak dengan massa pemilihnya, baik untuk masalah penting dan tidak penting. Entah itu bersifat berita, sekadar berkeinginan ketemu membahas bersama soal kemasyarakatan yang dihadapi, masukan ide-ide dan lain-lain yang dapat kami istilahkan dengan kursus melayani, tidak dapat dilakukan dengan maksimal dan tebang pilih oleh sang pemimpin. Maka percaya atau tidak, sang calon ini hanya akan mendapat rating bintang tiga jika hal ini diibaratkan pengemudi grab (transportasi online).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ramai Soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara

Selasa, 18 November 2025 | 17:46 WIB

Anak Muda: Melek Politik dan Melek Berpartai

Senin, 17 November 2025 | 09:26 WIB
X