METRO SULTENG - Kalangan milenial dan generasi -Z sangat gandrung dengan sosok Anwar Hafid dan Reny Lamadjido. Pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah 2024 itu benar-benar disukai dua generasi tersebut.
Hal ini terlihat jelas di acara deklarasi dan temu masyarakat di Gelora Bumi Kaktus (GBK) Andi Ragga Pettalolo, Kota Palu, yang dilaksanakan pasangan Anwar Hafid dan Reny Lamadjido.
Ribuan orang memenuhi gedung GBK, mulai dari dalam gedung hingga halaman, didominasi kalangan milenial dan generasi-Z. Mereka berbondong-bondong datang ingin bertemu dan menyaksikan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur idola mereka.
Baca Juga: GBK Palu Bergemuruh saat Anwar Hafid Deklarasi di Hari Ultahnya
"Wah, gila. Anak muda dan remaja yang banyak hadir. Rata-rata pemilih pemula dan usia 25 tahun ke bawah," kata Mail, salah seorang wartawan online Kota Palu yang meliput kegiatan deklarasi.
Pantauan di lokasi deklarasi dan temu masyarakat, rata-rata mereka datang berdua hingga berempat. Bahkan ada yang satu rombongan hingga enam orang. Mereka mengaku berteman akrab.
Ila (22) kepada media ini mengatakan, ia datang bersama 15 orang temannya untuk menghadiri deklarasi pasangan Anwar-Reny di GBK Palu.
"Selain mau melihat dan mendengarkan pidato Pak Anwar Hafid, kami juga datang untuk menyaksikan band idola kami Tipe-X," kata Ila tersipu malu.
Baca Juga: Kunjungi Buol, Anwar Hafid Disambut Raja dan Diberi Gelar Kehormatan
Hal senada juga diungkapkan Bims (19) mahasiswa FISIP Untad. Ia mengaku, pasangann Anwar-Reny mejadi alternatif baginya sebagai pemilih pemula.
"Kami ingin Sulteng lebih maju dengan apa yang pernah dilakukan Anwar Hafid di Morowali, kesehatan gratis dan kuliah gratis," ucapnya.
Baca Juga: Anwar Hafid adalah Sosok Pemimpin yang Pahami Masalah Rakyat
Pantauan di lokasi kegiatan, antusias masyarakat menghadiri deklarasi pasangan dengan tagline BERANI (Bersama Anwar- Reny) sangat tinggi.
Bahkan, saking membludaknya pengunjung hingga membuat GBK tak mampu menampung massa yang datang.
Massa yang datang bukan hanya dari Kota Palu saja, tapi juga datang dari Sigi, Donggala dan bahkan Parigi Moutong.