Kisah Novi, Putri Buruh Bangunan Kuliah Gratis di UNY Hingga Jadi Guru PNS

photo author
- Kamis, 4 Agustus 2022 | 07:54 WIB
Novi alumnus UNY
Novi alumnus UNY

METRO SULTENG-Mengenakan seragam khaki Novi siap berangkat mengajar. Dengan sepeda motornya gadis tersebut menuju SDN Tegalsari Srigading Sanden Bantul tempatnya mengajar sebagai guru berstatus Pegawai Negeri Sipil. Senyumnya cerah, secerah masa depannya. Namun siapa sangka gadis cantik yang menjadi guru tersebut pernah hampir gagal melanjutkan studi di SMA dan juga pernah menjadi karyawan toko.

Novi Dwi Astuti nama lengkapnya. Alumni SMAN 2 Bantul tersebut pernah menjadi pelayan toko di Bantul setamat SMA karena ketiadaan biaya, untunglah kemudian Novi diterima di program studi PGSD UNY dengan menggunakan beasiswa Bidikmisi sehingga bebas biaya kuliah dan mendapatkan uang saku bulanan.

Putri kedua pasangan Gitono dan Sartiyah yang berprofesi sebagai buruh bangunan dan buruh tani tersebut berhasil menamatkan studi di UNY dengan Indeks prestasi kumulatif 3,88 dengan masa study 3,5 tahun. Gitono mengatakan bahwa sejak kecil Novi tidak pernah meminta uang saku pada orang tuanya.

“Saya mendukungnya untuk melanjutkan pendidikan, namun saya tidak punya biaya” kata Gitono “Alhamdulillah dia mendapat beasiswa bidikmisi di UNY”.

Baca Juga: Komnas HAM : Dugaan Pelecehan Seksual Brigadir J Hanya Bisa Dibuktikan Istri Ferdy Sambo

Baca Juga: Profil Evan Loss, Penyanyi Asal Yogyakarta Yang Viral Lewat Lagu Ciptaanya Full Senyum Sayang

Baca Juga: Lirik Lagu Mbok yo Sing Full Senyum Sayang, Lagu Evan Loss Yang Viral di TikTok Tembus 27 Juta Penonton

Sartiyah mengisahkan bahwa saat duduk di SMA, Novi lolos menjadi finalis Olimpiade Sains Nasional (OSN) Tingkat Kabupaten Bantul, dan memperoleh hadiah uang tunai Rp. 2.500.000,-.

“Uang itu dia berikan pada suami saya yang sedang memperbaiki rumah kami, untuk membeli semen ” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sartiyah juga berkisah bahwa setamat SMP hampir saja Novi tidak dapat melanjutkan studi di SMA karena ketiadaan biaya.

Untunglah ada tetangga yang kebetulan juga guru di salah satu SMA di Bantul mau membiayainya bersekolah.

Akhirnya gadis kelahiran Bantul 29 November 1996 ini diterima di SMAN 2 Bantul. Lagi-lagi karena prestasinya, dia bisa masuk ke Kelas Cerdas Istimewa di sekolahnya, sehingga terbebas dari kewajiban membayar SPP.

Perjuangan Novi menjadi guru juga tidak mudah. “Pada Januari 2019 saya menjalani sidang skripsi. Tetapi karena satu dan lain hal, saya tidak bisa mengikuti yudisium di bulan Februari. Akhirnya saya mencoba melamar menjadi guru wiyata bakti di 15 sekolah di kecamatan saya” kata Novi, Senin (1/8).

Tak kunjung mendapat panggilan akhirnya Novi diterima menjadi guru pendamping khusus di salah satu SD inklusi di Bantul. Selang dua minggu menjadi guru pendamping ada salah satu SD Negeri di Sanden yang memanggilnya, yaitu SD Tegalsari tempatnya bekerja sekarang. Novi mendapat tugas untuk menjaga perpustakaan
sambil menunggu ada guru yang pensiun di bulan September.

Setelah wisuda, warga Gedongan Srigading Sanden Bantul tersebut mulai menata masa depannya. Timbullah keinginan menjadi guru sekolah dasar seperti ilmu yang didapatkan di UNY.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X