Tentang Qurban Umat Manusia yang Diabadikan dalam Al-Qur'an

photo author
- Sabtu, 9 Juli 2022 | 18:48 WIB
Ismail berkata kepada ayahnya, Nabi Ibrahim, Ayah, kalau ayah akan menyembelihku, kuatkanlah ikatan itu supaya darahku nanti tidak kena ayah dan akan mengurangi pahalaku. Foto/Ilustrasi: Ist.
Ismail berkata kepada ayahnya, Nabi Ibrahim, Ayah, kalau ayah akan menyembelihku, kuatkanlah ikatan itu supaya darahku nanti tidak kena ayah dan akan mengurangi pahalaku. Foto/Ilustrasi: Ist.

Ketiga, seperti halnya kisah Nabi Ibrahim yang diperintah untuk menyembelih anaknya Ismail.

Maka Nabi Ibrahim juga melakukan perbuatan baik tersebut dengan cara yang ihsan. Dalam As Saffat ayat 102 disebutkan:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

"Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, "Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!" Dia (Ismail) menjawab, "Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”

Dalam ayat tersebut, Nabi Ibrahim tidak langsung menyembelih Ismail. Tetapi beliau bertanya kepada anaknya.

Dia ingin melihat sejauh mana ketakwaan Ismail dan keikhlasannya menjalankan perintah Allah tanpa paksaan dari ayahnya. Sehingga apapun yang akan dilakukan akan berjalan dengan baik dan tidak menyakitkan seperti menyembelih hewan qurban dengan pisau yang tajam dan sekali tebas.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X