pendidikan

Presisi di Mata Publik, Mahasiswa UIN Palu Gagas Dialog Kritis Soal Integritas dan Pelayanan Publik

Rabu, 9 Juli 2025 | 10:13 WIB
Dialog publik yang dilaksanakan diprakarsai Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Tata Negara Islam (HTNI) Fakultas Syariah (FASYA) UIN Datokarama Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu 4 Juli 2025. (Foto: IST).

METRO SULTENG – Dialog Publik bertema “Presisi di Mata Publik: Menakar Harap, Merawat Integritas” digelar pada Sabtu (5/7/2025) di Cafe Taman Ria, Kota Palu, dalam rangka memeringati Hari Bhayangkara ke -79.

Dialog diprakarsai Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Hukum Tata Negara Islam (HTNI) Fakultas Syariah (FASYA) UIN Datokarama Palu, Sulawesi Tengah.

Sekretaris Jurusan HTNI, Mohammad Oktavian, S.Sy., M.H membuka dialog tersebut. Ada tiga narasumber hadir, yakni Kombes Pol. Dr. Sirajuddin Ramli, Ibrahim R. Mangge, S.Ag., M.Si., serta Presiden Mahasiswa UIN Datokarama Palu, Rahman Musa.

Baca Juga: Menggugat Arah Politik Indonesia, HMJ PPI UIN Datokarama Gelar Lawyers Club

Ketua Umum HMJ HTNI, Syahrul Latif mengatakan tujuan kegiatan itu adalah membuka ruang diskusi antar berbagai pihak terkait integritas, pelayanan publik, dan harapan masyarakat terhadap lembaga sosial dan hukum.

“Kami menghadirkan ruang diskusi terbuka yang mempertemukan perspektif mahasiswa, akademisi, dan praktisi lapangan dalam membicarakan persoalan integritas, pelayanan publik, dan harapan masyarakat terhadap lembaga-lembaga yang menjalankan fungsi sosial dan hukum,” ujarnya.

Syahrul jugamenjelaskan, tema diskusi dipilih karena adanya urgensi mengevaluasi hubungan antara masyarakat dan lembaga pelayanan publik.

“Tema ini lahir dari kegelisahan akan hubungan masyarakat dan lembaga pelayanan publik di tengah perubahan sosial yang cepat. Lewat tema ‘Presisi di Mata Publik: Menakar Harap, Merawat Integritas,’ kami mengajak untuk bersama-sama mengkaji, bukan menghakimi,” jelasnya.

Baca Juga: Guru Besar UIN Datokarama Palu Bertambah, Momentum Penting Pendidikan Sulteng

Kehadiran pemateri dengan latar belakang yang beragam dimaksudkan agar diskusi tidak berlangsung satu arah.

“Praktisi diundang untuk memberi gambaran langsung dari lapangan, akademisi untuk menyajikan analisis ilmiah dan netral, serta perwakilan mahasiswa untuk membawa perspektif kritis dan aspiratif dari kalangan muda. Dengan komposisi ini, kami berharap dialog yang terjadi tidak hanya informatif, tetapi juga reflektif,” tambahnya.

Syahrul juga menyampaikan kegiatan tersebut menjadi ruang pembelajaran, baik secara sosial maupun akademik.

“Kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran sosial dan akademik, di mana mahasiswa memahami dinamika lembaga publik serta pentingnya integritas dan partisipasi. Bagi narasumber, forum ini juga menjadi cermin suara mahasiswa dan kampus,” tuturnya.

Baca Juga: 913 Mahasiswa UIN Datokarama Palu Turun KKN, Diingatkan Tidak Cawe-cawe Urusan Pilkada

Tak lupa ia berharap, kegiatan itu dapat menjadi awal dari dialog yang sehat dan berkelanjutan antara kampus dan pemangku kebijakan.

Halaman:

Tags

Terkini