METRO SULTENG-Istri melahirkan menjadi hal yang sangat membahagiakan dan mendebarkan, bagi suami yang menjaga saat istri melahirkan tentu sangat berdebar-debar, apalagi saat istri mulai merasa kesakitan antara hidup dan mati.
Dalam Islam, umat dianjurkan untuk menghadapi berbagai kesulitan hidup dengan doa, termasuk dalam proses persalinan. Berikut doa agar mudah melahirkan seperti dikutip dari bincang syariah.com.
Baca Juga: Deretan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Adha 2025 Yang Menyentuh Hati dan Penuh Doa
Salah satu amalan yang masyhur agar mudah melahirkan dan dinukil oleh para ulama adalah doa-doa yang diajarkan oleh para salaf shalih seperti Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya al-Thibb al-Nabawi mengisahkan bahwa suatu ketika, seorang suami datang kepada Imam Ahmad bin Hanbal dan mengeluhkan bahwa istrinya mengalami kesulitan dalam proses melahirkan.
Menanggapi hal tersebut, Imam Ahmad menuliskan beberapa doa agar mudah melahirkan. Doa tersebut dibacakan dalam sebuah wadah bersih. Air dalam wadah itu kemudian diminumkan kepada wanita yang hendak melahirkan, dan sisanya dipercikkan ke bagian perutnya.
Berikut adalah doa yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hanbal:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ، سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Lailaha Illallah al halimul karim, subhanallahi rabbil arysil al-adzhim, alhamdulillahi rabbil alamin
“Tidak ada Tuhan selain Allah, Zat Yang Maha Penyantun dan Maha Dermawan, Maha Suci Allah Tuhan Arasy yang agung, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Bagian awal doa ini merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT yang mengandung unsur tauhid, tasbih, dan tahmid. Tiga kalimat ini menanamkan keyakinan akan kekuasaan Allah atas segala sesuatu, termasuk proses kelahiran.
Imam Ahmad kemudian menuliskan lanjutan doa dari petikan ayat Al-Qur’an:
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا ساعَةً مِنْ نَهارٍ بَلاغٌ
“Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) suatu pelajaran yang cukup.”