Jamaah yang dimuliakan Allah, Pemimpin harus memiliki sifat amanah, karena semua yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah swt.
Jika di dunia akan dipertanggungjawabkan di hadapan rakyat. Nabi Muhammad saw pernah bersabda:
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
Artinya: Ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya.
Dia akan dimintai
pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya (HR Bukhari).
Hadits ini menegaskan bahwa setiap orang pada dasarnya adalah pemimpin, baik itu dalam skala kecil seperti memimpin keluarga, maupun dalam skala besar seperti memimpin masyarakat atau negara.
Setiap amanah kepemimpinan yang kita emban akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt di hari kiamat. Oleh karena itu, amanah dalam memimpin harus dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Seorang pemimpin harus menjauhkan diri dari sifat-sifat yang dapat merusak amanah, seperti: Pertama, kebohongan. Pemimpin yang berbohong kepada rakyatnya akan mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Kedua, ketidakadilan. Ketidakadilan dalam memimpin akan membawa kehancuran, baik bagi dirinya maupun bagi orang-orang yang dipimpinnya.
Ketiga, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Pemimpin yang memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi akan merusak tatanan masyarakat.
Sebaliknya, seorang pemimpin yang amanah akan selalu jujur dan terbuka, ia akan senantiasa berkata benar dan terbuka dalam setiap keputusan yang diambil.
Kemudian adil, ia tidak akan memihak kepada golongan tertentu saja, tetapi akan bersikap adil kepada semua orang tanpa membedakan status sosial, ras, ataupun agama.
Selanjutnya, mengutamakan kepentingan umum, seorang pemimpin yang amanah akan selalu mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Tanggung jawab amanah dalam memimpin bukan hanya berlaku pada para pemimpin negara atau pejabat pemerintahan, tetapi juga bagi kita semua.
Sebagai kepala keluarga, kita memiliki amanah untuk membimbing keluarga kita menuju jalan yang diridhai Allah.