pendidikan

Khutbah Jumat 23 Agustus 2024 Tema Penguasa Tidak Adil dan Penyalahgunaan Kekuasaan Penyebab Hancurnya Negara

Kamis, 22 Agustus 2024 | 21:20 WIB

Perlakuan seperti ini dalam Islam disebut sebagai tindakan kezaliman. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Artinya, “Sesungguhnya kesalahan hanya ada pada orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di bumi tanpa (mengindahkan) kebenaran. Mereka itu mendapat siksa yang pedih.” (QS Asy-Syura, [42]: 42).

Selain itu, perlu kita ketahui bersama bahwa orang-orang yang sudah dipercaya menjadi pemimpin, namun ia tidak mengindahkan amanah yang diterimanya, maka ia tergolong sebagai orang munafik. Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah dalam ciri-ciri orang munafik, yang di antaranya adalah apabila mendapatkan amanah dia berkhianat,

Nabi bersabda:

أَرْبَعٌ مَنْ كنَّ فِيهِ كَانَ مُنافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفاقِ حَتّى يَدَعَهَا: إِذا اؤْتُمِنَ خَانَ، وَإِذا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذا عاهَدَ غَدَرَ، وَإِذا خَاصَمَ فَجَرَ

Artinya, “Terdapat empat hal yang apabila ada pada diri seseorang maka dia termasuk orang munafik yang murni. Siapa saja dalam dirinya ada salah satu dari tanda-tanda munafik, berarti pada dirinya terdapat salah satu karakter kemunafikan, hingga ia meninggalkannya.

Adapun empat hal itu adalah: (1) apabila mendapatkan amanah dia berkhianat; (2) apabila berbicara dia berdusta; (3) bila berjanji dia ingkar; dan (4) jika berselisih dia licik.” (HR Bukhari).

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Maksud dari frasa “apabila mendapatkan amanah dia berkhianat” menurut Imam Abdullah at-Tabrizi dalam kitab Misykatul Mashabih ma’a Syarhihi Mir’atil Mafatih, jilid I, halaman 338, adalah menyalahgunakan amanah yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Perlu kita ketahui bersama, bahwa pemimpin tidak adil yang menyalahgunakan wewenang merupakan tindakan yang sangat merugikan, tidak hanya bagi suatu bangsa, namun juga merugikan rakyat secara umum.

Oleh sebab itu, ganjaran yang akan didapatkan oleh pemimpin yang tidak adil ini sangat berat kelak di akhirat, yaitu surga akan diharamkan baginya.

Rasulullah saw bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلاَّ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

Artinya, “Tidaklah seorang hamba yang dipasrahkan oleh Allah untuk memimpin rakyat, kemudian ia meninggal dunia dalam keadaan curang terhadap rakyatnya, kecuali Allah mengharamkannya masuk surga.” (HR Muslim).

Halaman:

Tags

Terkini