pendidikan

Kultum 7 Menit Tentang Puasa Ramadhan Tema 5 Ayat Populer dalam Alquran tentang perintah Puasa

Minggu, 10 Maret 2024 | 03:33 WIB
Ayat ayat puasa ramadhan(Foto: Ist)

METRO SULTENG-Pada puasa Ramadhan 1445 H/2024 M kali ini sangat tepat bagi para pendakwa untuk menyampaikan materi kultum 7 menit tentang puasa lengkap dengan ayat-ayat Alquran yang menjelaskannya.

Berikut materinya:

Untuk menyempurnakan keislaman, umat Islam diwajibkan menjalankan puasa di bulan Ramadhan yang menjadi salah satu dari rukun Islam. Ibadah puasa dilakukan selama satu bulan penuh dengan berbagai dalil yang dijadikan dasar hukum untuk mengerjakannya.

Melalui Nabi Muhammad saw, Allah telah menyampaikan firman-Nya tentang perintah puasa, termasuk keistimewaan dan rambu-rambu yang harus diperhatikan yang termaktub di dalam Al-Qur’an.

Terkait puasa ini, ada lima (5) ayat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah yang sangat populer dan sering dikaji saat bulan Ramadhan. Ayat yang berurutan mulai 183-187 ini memuat poin-poin penting yang sangat berguna untuk memahami puasa dan hakikatnya, sehingga akan lebih menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.

1. Surat Al-Baqarah Ayat 183

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ۝١٨٣

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Perintah panggilan untuk menjalankan puasa ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Orang beriman adalah orang yang percaya pada firman Allah sehingga akan melaksanakannya dengan sepenuh hati sebagai sebuah kebutuhan jasmaniah dan rohaniah dalam bingkai ibadah.
Perintah puasa bukan hanya diwajibkan kepada umat Nabi Muhammad namun juga diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya.

Tujuan puasa adalah untuk menjadikan umat Nabi Muhammad sebagai umat yang bertakwa yakni takut kepada Allah. Orang bertakwa akan senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala yang dilarang Allah swt

2. Surat Al-Baqarah Ayat 184

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝١٨٤

Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Baca Juga: Kultum Ramadhan 2024 Hari Pertama Puasa, Tema: Keutamaan Ibadah di Bulan Ramadhan

Poin penting dalam ayat ini yakni:
Ibadah puasa telah ditentukan hitungan waktu dan harinya oleh Allah swt yakni selama bulan Ramadhan (29 atau 30 hari).
Allah memberikan keringanan kepada orang-orang yang sakit dan musafir, untuk tidak berpuasa pada bulan Ramadan dan menggantinya pada hari-hari lain di luar bulan tersebut.

Bagi yang berat menjalankannya seperti orang tua, wanita hamil dan menyusui, sakit yang tidak ada harapan sembuh, maka diwajibkan membayar fidyah.
Pentingnya kerelaan hati untuk menjalankan ibadah puasa karena akan membawa kebaikan yang lebih bagi yang melakukannya.
Ada hikmah dan manfaat yang mendalam bagi orang yang melakukan puasa dari sisi kesehatan.

Jika manusia tahu tentang manfaat ini, maka tentu puasanya akan dilakukan dengan antusias dan meraih kualitas serta kuantitas puasa.

3. Surat Al-Baqarah Ayat 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥

Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”

Poin penting dalam ayat ini yakni:

Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan yang memiliki banyak fungsi yakni petunjuk, penjelasan-penjelasan, dan pembeda antara yang hak dan yang batil.

Panduan kapan memulai dan mengakhiri berpuasa Ramadhan yakni dengan melihat bulan (rukyatul hilal). Sesuai hadits Nabi, apabila bulan tertutup disebabkan cuaca yang berawan, maka bulan Sya'ban disempurnakan tiga puluh hari.

Kebijaksanaa Allah untuk senantiasa memberikan kemudahan-kemudahan bagi hambaNya yang menjalankan ibadah puasa. Allah tidak memberikan kesulitan dalam memerintahkan puasa dengan keringanan-keringanan yang telah diberikan.

Pentingnya menuntaskan puasa sampai dengan akhir Ramadhan dan kemudian mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kita agar menjadi orang-orang bersyukur saat datang Hari Raya Idul Fitri.

Halaman:

Tags

Terkini