Shalat merupakan rukun Islam yang wajib dikerjakan dan jika ditinggalkan, maka keislaman seseorang patut untuk dipertanyakan.
Selain ibadah yang sering disebut sebagai tiang agama, shalat merupakan ibadah yang memiliki banyak fungsi dan manfaat.
Bukan hanya dari dimensi spiritual atau ruhani saja, shalat juga memiliki manfaat dari dimensi jasmani dan psikologi.
Dalam hiruk-pikuk kehidupan sehari-hari, seringkali kita terjebak dalam rutinitas yang menyita perhatian dan ketenangan batin.
Banyak permasalahan yang dihadapi yang terkadang memberikan tekanan berat bagi mental kita.
Shalat mampu menjadi media berkomunikasi langsung dengan Sang Pencipta dengan melibatkan hati dan jiwa dalam setiap gerakannya.
Dengan menyadari fungsi ini, maka hati dan jiwa kita akan menjadi tenang dan tingkat tawakal kita akan semakin tinggi.
Dengan hal ini maka beban yang membuat hati kita galau bisa 'dicurhatkan' pada Yang Kuasa. Dengan tawakal, kita akan semakin yakin bahwa semua masalah dan beban dari Allah dan Dialah Dzat yang Maha Kuasa yang akan menyelesaikan apa yang menjadi beban berat dalam hidup kita.
Sikap tawakal pun mampu menjadi indikator kualitas keimanan kita. Allah berfirman:
وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْٓا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
Artinya: "Bertawakallah hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman." (QS Al-Maidah: 23).
Dengan tenangnya jiwa dan hati sebagai buah dari kualitas shalat yang baik, maka kita dapat lebih tenang dalam menghadapi beban masalah dalam kehidupan. Kita akan semakin yakin bahwa Allah senantiasa bersama kita dan tidak akan memberikan beban yang kita tidak sanggup untuk memikulnya. Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al Baqarah 286:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْۗ
Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya."
Maasyiral Muslimin rahimakumullah,