Tafsir Surat Al-Qari‘ah Ayat 6-11: Perbedaan Panas Api Dunia dan Api Neraka

photo author
- Selasa, 7 Maret 2023 | 05:56 WIB
Alquran
Alquran

METRO SULTENG-Kengerian api neraka lebih dahsyat dari api di dunia..Berikut ini adalah teks, terjemahan dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas surat Al-Qari‘ah Ayat 6-11:

Artinya, "(6) Siapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, (7) dia berada dalam kehidupan yang menyenangkan. (8) Adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)-nya, (9) tempat kembalinya adalah (neraka) Hawiyah. (10) Tahukah kamu apakah (neraka Hawiyah) itu? (11) (la adalah) api yang sangat panas."

Ragam Tafsir Tafsir Surat Al-Qari‘ah Ayat 6-11

Penjelasan yang lalu Allah swt telah menerangkan tentang kedahsyatan dan kengerian hari Kiamat, serta menyebutkan dua tanda-tanda kiamat yang merupakan peringatan dan ancaman keras bagi manusia.

Kemudian dalam ayat ini Allah swt menyebutkan secara umum balasan atas amal perbuatan, keadaan manusia, dan terbaginya mereka di akhirat menjadi dua kelompok sebagaimana tergambarkan dalam ayat 6-9 surat Al-Qari'ah.

Dinukil laman NU Online, sebenarnya mayoritas mufasir dalam menjelaskan ayat 6-9 hampir sama dan tidak ada perbedaan yang signifikan. Berikut ini adalah rangkuman penjelasan Syekh Nawawi Banten dalam tafsirnya, Tafsir Marah Labid.

Kelompok pertama, orang yang kadar timbangan kebaikannya lebih berat daripada keburukannya, maka ia akan berada dalam kehidupan yang diridhai, yakni kehidupan di surga tanpa dihisab.

Adapun orang yang sepadan kebaikan dan keburukannya, maka akan dihisab dengan hisab yang ringan. Penjelasan ini tergambar dalam ayat 6 dan 7.

Kelompok kedua, orang yang keburukannya lebih unggul ketimbang kebaikannya, maka kepalanya akan jatuh keneraka, yakni ia akan jatuh ke dalam neraka dengan kepala besarnya.

Kemudian jika ia beriman, adakalanya ia akan disiksa sesuai kadar dosa-dosanya. Setelah itu ia dikeluarkan dari neraka dan dimasukan surga; dan adakalanya ia mendapatkan syafa'at.

Jika ia seorang yang kafir, maka ia akan selamanya di neraka. Ini merupakan penjelasan dari ayat 8 dan 9. (Muhammad Nawawi Al-Jawi, At-Tafsirul Munir li Ma’alimit Tanzil, [Surabaya, Al-Hidayah], juz II, halaman 659).

Menurut Imam Al-Qurthubi kata "'īsyah" adalah kata yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai macam kenikmatan yang ada di surga. Alasan pengunaan kata "ummu" yang secara bahasa bermakna ibu, namun di sini bermakna tempat kembali. Adapun penamaan neraka Jahanam dengan nama "Hawiyah" dalam ayat 9 adalah sebagai berikut dijelaskan oleh Syekh Wahbah Az-Zuhaili:

Artinya, "Dalam ayat tersebut digunakan kata "ummuhu" karena ia adalah tempat berlindung sebagaimana seorang bayi berlindung ke ibunya. Neraka Jahanam dinamakan "Hawiyah" yang berarti hancur karena orang yang memasukinya akan hancur, karena kedalamannya yang teramat sangat dan apinya yang sangat besar." Terkait kata “Mizan” atau timbangan yang disebutkan dalam ayat ada beragam pendapat tentang seperti apa bentuk timbangannya.

Apakah alat ukur atau yang lainnya. Apa yang ditimbang. Apakah bentuk amalnya, nilai amal atau buku catatan amalnya, dan pertanyaan-pertanyaan lain semisalnya. Syekh Wahbah mengatakan:

Artinya, "Kita beriman dengan Mizan atau timbangan sebagaimana dijelaskan di dalam Al-Qur'an meskipun tidak mengetahui teknis penimbangan dan ukurannya." (Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili, At-Tafsir Munir, [Damaskus, Darul Fikr: 1418 H], juz XXX, halaman 378).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X