Materi Khutbah Jumat September 2025 Tema Tentang Menjaga Amanah Sejalan Kondisi Pejabat di Negara Kita Saat Ini Yang Kerab Abai Terhadap Amanah Rakyat

photo author
- Kamis, 11 September 2025 | 10:28 WIB
Sumpah jabatan (Foto : Ilustrasi/Ist)
Sumpah jabatan (Foto : Ilustrasi/Ist)

Bagian dari ketakwaan yang harus selalu kita jaga dengan sungguh-sungguh adalah sifat amanah, yakni dapat dipercaya. Amanah merupakan sifat yang menjadi fondasi dalam setiap lini kehidupan. Amanah juga merupakan sifat dari hamba-hamba Allah yang terpilih, bahkan menjadi salah satu sifat yang wajib ada bagi diri seorang rasul.

Terlebih saat ini, krisis moral di seluruh lini kehidupan dan krisis teladan yang sangat mengkhawatirkan, salah satu sebabnya adalah karena seseorang tidak bisa menjaga amanahnya atas seluruh nikmat dan anugerah yang diberikan oleh Allah Ta'ala kepadanya.

Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui tanggung jawab dari diri kita masing-masing dan menjaga dengan sikap amanah. Sebagaimana kita telah diingatkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW:

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya: "Ketahuilah! Masing-masing kamu adalah pemimpin, dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggung jawaban terhadap apa yang dipimpin. Seorang raja yang memimpin rakyat adalah pemimpin, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin anggota keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka. Seorang istri juga pemimpin bagi rumah tangga serta anak-suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya. Seorang budak juga pemimpin atas tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Ingatlah, masing-masing kamu adalah pemimpin dan masing-masing kamu akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya." (HR. Bukhari)

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Khalifah Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu Khalifah terbaik dalam sejarah Islam. Di tengah badai fitnah kekuasaan pada zamannya, beliau adalah seorang pemimpin yang berdiri teguh dengan amanahnya.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz, adalah khalifah yang adil dan bijaksana, membawa cahaya keadilan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dengan amanah, beliau menjaga kesederhanaan dan ketakwaannya, beliau menunjukkan bahwa kekuasaan bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk melayani dan memuliakan rakyat.

Menurut Prof Ali Muhammad ash-Shallabi dalam Biografi Umar bin Abdul Aziz (2010), begitu mengetahui kabar penunjukannya, Umar langsung mengucapkan, “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un.” Namun, para petinggi dan tokoh Muslim sudah merasa gembira dengan berita ini.

Mereka pun tetap meminta Umar untuk melaksanakan amanah kepemimpinan. Akhirnya, lelaki yang gemar menuntut ilmu-ilmu agama itu mau menerima jabatan tersebut.

Seusai dibaiat, beliau berpidato di hadapan rakyat, “Aku tidak menghendaki jabatan khalifah. Aku tidak pernah diajak musyawarah atas jabatan itu, juga tidak pernah memintanya. Maka cabutlah baiat itu dan pilihlah yang kalian kehendaki.”

Seketika, massa berteriak, “Sungguh kami memilih engkau, wahai Amirul Mukminin!” Merasa tak bisa menghindar lagi, beliau pun menjelaskan caranya dalam memimpin umat, “Taatlah kalian kepadaku selama aku taat kepada Allah. Apabila aku maksiat kepada Allah, maka tidak ada (kewajiban) kalian taat kepadaku.”

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Usai menyampaikan pidato iftitah, Umar pulang ke rumahnya dengan berwajah muram. Kepada istrinya, beliau menuturkan, “Aku telah diuji Allah dengan jabatan ini dan aku teringat orang-orang yang miskin, ibu-ibu janda, dan mereka yang rezekinya sedikit. Aku pun teringat orang-orang tawanan dan kaum fakir miskin. Kelak mereka akan mendakwaku di akhirat.”

Sungguh potret seseorang yang menganggap jabatan sebagai sesuatu yang tidak bisa disepelekan, terlebih bagi mereka yang hanya mencari materi saja lewat jabatan hingga menghalalkan segala cara, karena amanah yang ditanggung begitu berat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X