Sebab di dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 10 dijelaskan, seyogyanya kaum muslimin tidak boleh berseteru, bermusuhan, apalagi saling menumpahkan darah. Karena hakikatnya semua umat Islam itu bersaudara, dalam bingkai ukhwah Islamiyah.
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu dirahmati.” Al-Wahidi dalam kitab Al-Wajiz fii Tafsiril Kitabil ‘Aziz halaman 1016, menjelaskan bahwa orang-orang beriman itu bersaudara dengan asas agama dan persatuan bangsa. Karenanya tidak boleh sampai berselisih, apalagi saling membunuh. Al-Wahidi memaparkkan:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فِي الدِّينِ وَالْوِلَايَةِ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ إِذَا اخْتَلَفَا وَاقْتَتَلَا وَاتَّقُوا اللّٰهَ فِي إِصْلَاحِ ذَاتِ الْبَيْنِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ كَيْ تُرْحَمُوا بِهِ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara dalam agama dan bangsa. Karena itu, damaikanlah antara kedua saudaramu jika mereka berselisih dan saling bertikai. Bertakwalah kepada Allah dalam usaha memperbaiki hubungan di antara kalian, agar kalian mendapat rahmat-Nya.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Tidak hanya dalam urusan Ukhuwah Islamiyah, sebagai upaya merawat relasi internal antarsesama umat Islam, Allah juga menekankan kepada segenap hamba-Nya untuk merawat Ukhuwah Wathaniyah, sebagai sarana untuk menjaga persatuan dalam bingkai kebangsaan.
Karena seperti yang telah maklum, kita hidup dalam sebuah bangsa yang majemuk, dengan beragam suku, bahasa, dan keyakinan. Di sinilah pentingnya ukhuwah Wathaniyah. Persaudaraan sebangsa yang menjadi fondasi kokohnya persatuan Indonesia.
Sebab tanpa dasar semangat kebersamaan ini, kita akan mudah dipecah oleh kepentingan sesaat, perbedaan pandangan politik, atau provokasi yang menebar kebencian, padahal bangsa kita hanya bisa maju jika semua anak negeri saling mendukung dan menghormati.
Maka tidak heran, Allah Swt telah memperingatkan segenap hambanya untuk selalu merawat kebersamaan dan persatuan dalam Ukhuwah Wathaniyah ini. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 103:
وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
Artinya: “Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah swt
Imam Al-Qurthubi menyimpulkannya dalam kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, jilid IV halaman 159, maksud dari ayat ini:
وَالْمَعْنَى كُلُّهُ مُتَقَارِبٌ مُتَدَاخِلٌ، فَإِنَّ اللّٰهَ تَعَالَى يَأْمُرُ بِالْأُلْفَةِ وَيَنْهَى عَنِ الْفُرْقَةِ فَإِنَّ الْفُرْقَةَ هَلَكَةٌ وَالْجَمَاعَةَ نَجَاةٌ