METRO SULTENG-Kelompok Perempuan atau Wanita Tani (KWT) Sukamaju Mohintuwo di Desa Kageroa, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, terus menunjukkan komitmen dalam mengolah potensi lokal demi memperkuat ketahanan pangan desa. Melalui program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun 2025, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), masyarakat dimotivasi untuk memanfaatkan kulit buah kakao yang selama ini dianggap limbah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, yakni kerupuk kulit atau batok kakao.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiwa dari Universitas Sintuwu Maroso Poso yang dipimpin oleh Dr. Andri Amaliel Managanta, SP., M.Si bersama Ika Paramitha Lantu, S.S., M.Pd., Ni Kadek Sriwati, S.E., M.Sc, dan Cana Clara Kalengkongan, Gracella Ruth Carisya, Yelman Sampo serta dibantu oleh Ir. Yan Alpius Loliwu, SP., MP., IPM dan mahasiwa lainnya Jelfian Kamawo, dan Silka Sri Atto. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Desa Kageroa Samuel Wengkau, dan dihadiri oleh Herson Kapuy sebagai fasilitator dan pemateri serta masyarakat setempat dan para anggota kelompok wanita yang berpartisipasi secara aktif dalam setiap kegiatan.
Materi kegiatan mencakup pengenalan tujuan dan tahapan PKM, pengembangan kapasitas pengolahan kerupuk dari kulit buah kakao atau kelompok menyebutnya batok kakao, pelatihan manajemen keuangan dan pemasaran, hingga branding produk. Salah satu fokus utama kegiatan adalah pentingnya sertifikasi halal, mengingat sertifikasi tersebut menjadi faktor penting dalam meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperluas pangsa pasar.
Dalam sesi diskusi, disampaikan oleh kepala desa, maupun kelompok diperlukan peran Pemerintah Kabupaten Poso untuk menfasilitasi proses sertifikasi halal sesuai dengan harapan yang telah disampaikan sebelumnya. Sertifikasi halal dibutuhkan agar produk kerupuk dari kulit buah kakao dapat menembus pasar yang lebih luas, termasuk pasar modern dan regional.
Sebagai bentuk dukungan nyata, tim pelaksana PKM menyerahkan secara simbolis peralatan dan komponen produksi kepada ketua KWT Nelmawati Wengkau, disaksikan oleh perangkat pemerintah Desa Kageoa.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan kerupuk kulit kakao, mulai dari persiapan bahan baku, pengolahan adonan, proses pengeringan, hingga pengemasan produk yang siap dipasarkan. Antusiasme peserta tampak dari semangat mereka mengikuti setiap tahapan proses
“Melalui inovasi kerupuk dari kulit atau batok kakao, kami berharap melalui kelompok perempuan atau KWT Sukamaju Mohintuwo, Desa Kageroa dapat menjadi contoh sukses pengembangan produk berbasis potensi lokal yang tidak hanya bernilai ekonomis tetapi memiliki daya saing tinggi”, ungkapnya.
Pemerintah Desa Kageroa melaui Kepala Desa Samuel Wengkau dan Ketua Kelompok Perempuan atau KWT Nelmawati Wengkau memberikan apresiasi atas inisiatif Universitas Sintuwu Maroso Poso dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
Dukungan dari tim pelaksana diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk kakao dan memperkuat daya saing kelompok maupun desa melalui inovasi berbasis potensi lokal.
Kegiatan ini terselenggara berkat dukungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) yang telah memfasilitasi kegiatan program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Tahun 2025.
Dukungan ini menjadi bukti bahwa sinergi multipihak antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam mendorong pembangunan desa berbasis inovasi, dan kemandirian pengan serta peningkatan kompetensi maupun kapasitas perempuan dapat tecapai.***