Kisah-kisah itu tak akan mungkin ada tanpa peran ribuan petugas haji Indonesia yang bekerja di bawah koordinasi Kementerian Agama. Mereka bukan hanya pelayan administratif. Mereka juga perawat, sahabat, penghibur, bahkan terkadang menjadi keluarga pengganti bagi jemaah yang jauh dari tanah air.
Mereka hadir di setiap detik penting: membawakan air saat jemaah kehausan, menggendong jemaah yang tak mampu berjalan, hingga menenangkan lansia yang panik tersesat. Bagi mereka, melayani tamu Allah adalah sebuah kehormatan sekaligus bentuk pengabdian.
Baca Juga: Serapan Tenaga Kerja di IMIP Terus Naik, 93% Karyawan diisi Lokal Sulawesi
“Kami tidak hanya bekerja, kami beribadah. Setiap bantuan yang kami berikan, kami niatkan sebagai bentuk cinta dan amal,” ujar salah satu petugas.
Pelayanan haji 2025 bukan hanya soal logistik atau pengaturan teknis. Ini tentang kehangatan yang menyentuh, tentang cinta yang mengalir dalam setiap tindakan. Ini tentang bagaimana negara hadir, bukan hanya sebagai fasilitator, tetapi sebagai sahabat dan pelindung.
Dengan dukungan dan pelayanan yang tulus dari para petugas, para jemaah bisa menjalani ibadah dengan lebih tenang dan khusyuk. Inilah pelayanan cinta: ketika setiap senyuman, bantuan, dan kata penyemangat menjadi bagian dari ibadah itu sendiri.***