Khutbah Jumat Terbaik Tema Intiqomah Menjaga Nilai-Nilai Ramadhan, Ibadah, Sedekah dan Kejujuran

photo author
- Kamis, 3 April 2025 | 17:04 WIB
Zikir menghilangkan kegelisahan
Zikir menghilangkan kegelisahan

Lalu bagaimana upaya kita untuk menjaga semangat ibadah yang telah kita latih selama Ramadhan?

Dalam Kitab Risalatul Mu'awanah, Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad mengungkapkan, ada empat (4) hal yang bisa kita jadikan motivasi agar ibadah keseharian kita bisa stabil.

Peningkatan motivasi ini sekaligus akan bisa menghalau perbuatan-perbuatan maksiat yang bisa saja dilakukan karena faktor bisikan setan ataupun kesempatan.

Pertama, senantiasa menyadari keberadaan Allah swt yang mengetahui apa saja yang dilakukan oleh kita dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Kita harus sadar bahwa Allah yang menakdirkan semua kejadian yang terjadi di muka bumi ini.

Tidak ada satupun kejadian di dunia ini yang luput dari pandangan dan kehendak-Nya, baik terlihat dalam bentuk tindakan ataupun terbersit dalam hati. Terkait pengawasan ini, Rasulullah telah mengingatkan kita melalui haditsnya:

أَنْ تَعْبــُدَ اللَّهَ كَأَنَّــكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Artinya, “Engkau menyembah Allah seakan engkau melihat-Nya, bila engkau tak melihat-Nya maka sesungguhnya Allah melihatmu.” (Riwayat Imam Muslim).

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Motivasi untuk mempertahankan semangat beribadah kedua bisa kita lakukan dengan menyadari bahwa Allah memiliki para malaikat yang bertugas mencatat amal dan perbuatan kita. Ada dua malaikat yang membersamai kita dalam hidup yang bernama Malaikat Raqib dan Atid. Mereka akan mencatat amal baik dan buruk kita.

Ketika kita melakukan ibadah dan kebaikan maka kita akan mendapatkan balasan pahala. Sebaliknya, jika kita berbuat jahat dan buruk maka kita akan mendapatkan balasan dan dosa di dunia maupun di akhirat. Allah berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ وَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ

Artinya, “Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya.” (Surat Az-Zalzalah ayat 7).

Ketiga, menyadari bahwa kehidupan di dunia ini memiliki batas yakni kematian yang merupakan sebuah keniscayaan. Ketika kematian sudah datang, maka tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang sanggup untuk menolaknya.

Canggihnya teknologi kedokteran pun tak akan sanggup untuk menghentikan takdir Allah berupa kematian. Ketika Allah berkehendak mencabut nyawa makhluknya, maka itu adalah kepastian yang tak bisa ditolak.

Allah telah menyebut hal ini dalam Al-Qur’an surat Al-A'raf ayat 34:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X