Pemerintah Sudah Layani Makan Bergizi Gratis untuk SLB: Menu Diperhatikan Ahli Gizi

photo author
- Sabtu, 18 Januari 2025 | 12:39 WIB
Sejumlah siswa berkebutuhan khusus menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SLB Negeri 5 Jakarta, Jakarta, Senin (06/01/2025). Makan bergizi gratis hari ini akan mengoperasikan 190 satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) atau setingkat dapur. Setiap SPPG dipimpin oleh utusan dari Badan Gizi Nasio
Sejumlah siswa berkebutuhan khusus menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SLB Negeri 5 Jakarta, Jakarta, Senin (06/01/2025). Makan bergizi gratis hari ini akan mengoperasikan 190 satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) atau setingkat dapur. Setiap SPPG dipimpin oleh utusan dari Badan Gizi Nasio

METRO SULTENG — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menjalankan program makan bergizi gratis menjangkau banyak sekolah di 31 provinsi, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB), yang setiap menunya pun dipastikan oleh ahli gizi.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana usai melakukan rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat (17/1).

"Badan Gizi menempatkan satu ahli gizi di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi dan mereka dari awal sudah harus mendeteksi kebutuhan-kebutuhan khusus apa yang ada di setiap satuan pelayanan," imbuhnya.

Baca Juga: Dukung Pendidikan Agama Islam, IMIP Serahkan Gedung Kelas Baru untuk Pesantren Daarul Muntadzar

Ia menjelaskan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi itu juga memiliki data terkait kebutuhan maupun makanan yang tidak dapat dikonsumsi oleh masing-masing siswa.

Lebih lanjut, ia mencontohkan bahwa terdapat seorang anak di Bojong Koneng yang tidak bisa makan alias fobia terhadap nasi. Langkah serupa pun diterapkan di SLB.

Baca Juga: Edisi Terbatas IWC Portofino Rayakan Tahun Ular Kayu Dengan Moon Phase Yang Ikonik

"Contoh ya, di Warung Kiara seperti Bojong Koneng ada satu anak masing-masing yang fobia nasi, dan itu diperhatikan. Kemudian kami sekarang sudah melayani SLB, itu pun juga kebutuhan menunya diperhatikan oleh ahli gizi," imbuhnya.

"Kemudian kami dapat laporan dari Papua bahwa banyak yang alergi, maka alerginya kita identifikasi supaya tidak diberikan makanan yang menimbulkan alergi," sambungnya.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Sumber: Promedia

Tags

Rekomendasi

Terkini

X