Khutbah Jumat 29 November 2024 Tantangan Beragama dalam Kehidupan Moderenisasi

photo author
- Kamis, 28 November 2024 | 10:37 WIB

Di tengah cepatnya perubahan, kita merasakan bagaimana kia dimudahkan dalam menjalankan aktivitas kehidupan sekarang dengan berbagai penemuan teknologi. Kini seolah-olah dunia sudah ada dalam genggaman kita dengan hanya memegang smartphone.

Bekerja, mencari kebutuhan, berinteraksi, beribadah, sampai dengan hiburan, semuanya sudah tersedia hanya dengan menggerakkan jari kita. Menghadapi kondisi ini, kita harus menguatkan pegangan kita pada Islam sebagai agama yang mengarahkan dan membawa keselamatan hidup di dunia dan juga akhirat.

Agama menjadi panduan yang memberikan arah di tengah kompleksitas dunia modern. Agama menjadi kekuatan transformatif yang mampu menjadi penuntun di tengah kegelisahan umat dan ketidakpastian zaman.

Di tengah modernitas ini, agama lebih dari sekadar pelipur lara. Agama menjadi energi positif yang menggerakkan kita menuju kehidupan yang lebih bermakna dengan menjaga stabilitas moral, nilai, dan panduan hidup di tengah perubahan besar yang sering membingungkan. Oleh karenanya, Allah telah mengingatkan kepada umat Islam untuk berpegang teguh pada agama sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 103:

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖ

Artinya: “Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai,”. Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta'ala Pentingnya berpegang teguh pada agama di era modern saat ini karena agama merupakan pondasi moral dan etika dalam bermuamalah.

Di era disrupsi, teknologi dan perubahan sosial dapat membawa tantangan moral baru, seperti maraknya hoaks, bullying, pornografi, dan konsumerisme berlebihan.

Agama memberikan panduan moral yang jelas untuk membedakan antara yang benar dan salah, membantu individu tetap teguh pada prinsip yang baik.

Perubahan yang cepat, sering kali mem​​​​​​​buat orang terjebak dalam tekanan kebingungan, kecemasan, dan kehilangan arah. Nilai-nilai agama seperti ketenangan dalam berdoa, syukur, dan tawakal memberikan ruang untuk merenung dan menjaga keseimbangan spiritual dan emosional.

Dengan agama kita akan mendapatkan nasihat bagaimana langkah terbaik dalam menghadapi kehidupan ini. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah bersabda:

الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ، قُلْنَا لِمَنْ؟، قَالَ صلى الله عليه وسلم: للهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلِأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ (رواه مسلم)

Artinya: “Agama memerintahkan nasihat,” ditanyakan kepada Nabi: Kepada siapa?, Nabi menjawab: “kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan kepada kaum muslimin secara umum (yang bukan pemimpin).”

Ibnu Rajab, mengutip Al-Hafizh Abu ‘Amr bin ash-Shalah menjelaskan bahwa nasihat adalah kata yang padat makna, mencakup tindakan penasihat terkait yang dinasihati dengan berbagai macam kebaikan, dalam kehendak dan perbuatan. Dengan berpegang pada nasihat-nasihat yang ada dalam agama, kita akan mampu mengendalikan diri dan tidak terjebak dalam hal-hal yang merugikan.

Kita perlu menyadari, kemajuan teknologi yang pesat bukan hanya membawa manfaat besar, tetapi juga risiko yang mengancam seperti kecanduan media sosial dan degradasi moral. Agama menjadi solusi dalam menghadapinya.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta'ala

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X