Jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu, seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw lewat haditsnya yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, bahwa Jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu.
Namun, jihad juga dapat bermakna perjuangan sosial dan politik, khususnya dalam konteks memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kebenaran, dan kebaikan di dalam masyarakat.
Inilah yang kita kenal dengan istilah jihad politik. Jamaah rahimakumullah, Jihad politik adalah bentuk usaha dalam rangka mewujudkan keadilan, kebenaran, dan nilai-nilai Islam melalui sistem politik yang sah.
Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk tidak apatis terhadap keadaan masyarakat dan negara. Politik dalam Islam tidak hanya dipandang sebagai sarana meraih kekuasaan, tetapi juga sebagai alat untuk menegakkan hukum-hukum Allah dan memakmurkan masyarakat.
Dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 8, Allah swt berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَىٰ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil.
Janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa (QS Al-Maidah: 8). Ayat ini menegaskan bahwa sebagai Muslim, kita diperintahkan untuk menegakkan keadilan, termasuk dalam bidang politik.
Jihad politik berarti berjuang untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip keadilan ini ditegakkan di dalam pemerintahan, hukum, dan kebijakan.
Jamaah rahimakumullah,
Dalam konteks jihad politik, umat Islam memiliki tanggung jawab yang besar. Kita dituntut untuk menjadi partisipan aktif dalam proses politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai pemimpin yang amanah.
Rasulullah saw bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang artinya Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya.
Hadits ini mengingatkan bahwa peran kita dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat adalah amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
Memilih pemimpin yang adil dan amanah, ikut terlibat dalam proses legislasi yang berpihak pada keadilan, dan mendukung kebijakan yang mendatangkan maslahat adalah bagian dari jihad politik.
Namun, jamaah sekalian, perlu diingat bahwa jihad politik harus dilakukan dengan cara yang benar. Islam tidak membenarkan kecurangan, tipu daya, atau kekerasan dalam mencapai tujuan politik.