Karena Nabi Muhammad saw, merupakan nabi yang pantas untuk dirayakan. Mulai dari segi akhlaknya, keteladanannya juga spiritualnya menjadi bukti bahwa beliau merupakan makhluk yang istimewa.
Mengenai akhlak nabi yang perlu diteladani, Allah swt berfirman dalam Surat al-Ahzab ayat 21:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Hadirin rahimakumullah,
Salah satu akhlak nabi yang sangat indah dan wajib kita contoh, adalah sifat pemaafnya. Dikisahkan bahwa suatu hari nabi sedang berkumpul bersama para sahabatnya di masjid.
Seketika, datang seorang Arab Badui dari pedalaman ke masjid. Kemudian ia kencing di salah satu pojokan masjid. Melihat hal tersebut, para sahabat pun marah dan ingin menghukum orang Arab Badui tersebut.
Akan tetapi Rasulullah saw mencegahnya. Beliau membiarkan supaya orang Arab Badui tersebut menyelesaikan buang air kecilnya. Setelah tuntas, kemudian Rasulullah meminta salah satu sahabatnya untuk mengambil air, kemudian menyiram bekas yang dikencingi. Dan orang Arab Badui itu pun dibiarkan pergi oleh Rasulullah saw.
Dari kisah di atas menunjukkan Rasulullah merupakan sosok yang pemaaf, meski perbuatan orang Badui tersebut sudah menyalahi syariat, karena menjadikan masjid menjadi najis. Selain itu, dari kisah tersebut ada hikmah syariat, bahwa Rasulullah secara sadar mengajarkan cara mensucikan najis kencing kepada para sahabatnya.
Hadirin rahimakumullah,
Ada lagi kisah seorang penyair Arab, bernama Ka’ab ibn Zuhayr yang memusuhi Nabi saw. Ia menciptakan syair-syair untuk menentang Rasulullah dan ajarannya. Ketika Fathul Makkah pada tahun 8 Hijriah, Ka’ab merupakan salah satu yang melarikan diri. Bujayr yang merupakan saudara Ka’ab telah dahulu masuk Islam menyarankan Ka’ab untuk menemui Rasulullah, sebab siapa pun yang datang pada beliau dan mengakui kesalahannya, maka akan diberi maaf.
Ka’ab pun mendatangi Rasulullah dan beberapa sahabat beliau berdiri ingin menyerang Ka’ab, akan tetapi Rasulullah saw mencegahnya dan mendengarkan penyesalan Ka’ab. Lalu ia bertobat dengan tulus dan Rasul memaafkannya. Bahkan Ka’ab membacakan bait-bait syair yang dinamakan “Banat Su’ad” hingga nabi pun senang dan menghadiahinya mantel yang terbuat dari bulu.
Hadirin rahimakumullah,
Keluhuran akhlak Nabi dapat disaksikan oleh seluruh para sahabat dan keluarganya. Siti Aisyah ra, yang merupakan istri Rasulullah, menceritakan tentang kemuliaan akhlak Nabi:
لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا صَخَّابًا فِي الْأَسْوَاقِ وَلَا يَجْزِي بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ وَلَكِنْ يَعْفُو وَيَصْفَحُ