Rezeki juga bisa diperoleh dengan cara bertawakal kepada Allah swt. Yakni selalu menyerahkan dan menyandarkan segala pekerjaannya dan aktivitas kepada Allah swt. Banyak orang-orang terdahulu yang diberikan kekayaan oleh Allah sebab takwa dan tawakalnya. Meski kadang bekerjanya biasa saja, tidak ngoyo atau memaksa. Sebagaimana dalam firman-Nya, Surat At-Talaq Ayat 2:
وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (QS. At-Talaq: 2).
Disebutkan dalam Tafsir al-Wajiz bahwa ayat di atas mengandung makna Allah memberi rezeki dengan berbagai cara melalui arah yang tidak diketahui. Barangsiapa menyerahkan urusannya kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menerapkan hukum, kehendak, dan takdir-Nya terhadap makhluk-Nya. Sungguh Allah telah menciptakan bagi tiap-tiap sesuatu kesejahteraan yang sudah ditakdirkan, jumlah dan masanya tidak lebih dari takdir yang telah ditentukan itu.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ketiga, sebab silaturahim.
Silaturahim merupakan menjaga hubungan sesama saudara, baik saudara sesama Islam, sesama suku, dan lain sebagainya. Meskipun ada kerabat yang berbuat buruk, Rasulullah tetap memerintahkan untuk menjaga hubungan silaturahim.
Silaturahim tidak hanya merekatkan persaudaraan, akan tetapi ada timbal balik di dalamnya, seperti dilapangkan rezeki dan dipanjangkan umur. Sebagaimana sabda Rasulullah saw,
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: Dari Ibnu Syihab dia berkata, "Telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahim" (HR Bukhari) [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari].
Juga diungkapan oleh Rasulullah saw dalam hadits lain yang artinya: Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah, dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahim (HR Tirmidzi).
Momen silaturahim bisa digunakan untuk menolong kerabat yang mungkin membutuhkan bantuan. Allah tentunya menjanjikan pahala yang besar, berupa keberkahan harta, bagi mereka yang membantu sesama, bahkan lebih melimpah dibandingkan bersedekah untuk fakir miskin.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Keempat, sebab rahasia Allah.
Allah swt selalu memiliki berbagai rahasia yang tidak terpikirkan oleh manusia, termasuk rahasia masalah rezeki. Di dunia nyata, kita sering menyaksikan manusia dengan kadar rezeki dan perantara yang berbeda-beda ada yang pasti di depan mata, ada yang masih tersembunyi. Akan tetapi Allah swt juga kadang-kadang menampakkan kekuasaan-Nya atas rezeki yang tidak disangkan-sangka. Seperti Allah menurunkan rezeki bagi Siti Maryam, menurunkan makanan bagi umat Nabi Ilyas, mengeluarkan air dari jari-jari Nabi Muhammad saw.