METRO SULTENG-Insa Allah Sabtu 8 Juni 2024 Masehi bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijjah 1445 Hijriyah sebagai awal bulan Dzulhijjah sebagaimana Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 terbitan Kementerian Agama RI, 1 Dzulhijjah 1445 H akan jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024.
Dalam Islam begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya Nur Rohmad Kolomnis. Berikut khutbah jumat keistimewaan 10 hari pertama bulam dzulhijjah dan amalan yang disunnahkan.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر:
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Hadirin yang berbahagia,
Insa Allah Sabtu besok kita akam masuk pada tanggal 1 Dzulhijjah 1445 Hijriyah, kita akan berada pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Tahun ini, tanggal satu Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu 8 Juni 2024 masehi. Pada hari jum’at ini, berarti kita berada pada hari terakhir Dzulkaidad. Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, kita sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan.
Amal-amal kebaikan yang dilakukan di dalamnya, dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta’ala. Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta’ala. Di antaranya, puasa mulai hari pertama sampai hari kesembilan, terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, memperbanyak silaturrahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua dosa, lebih giat lagi menghadiri majelis-majelis ilmu, memperbanyak membaca al-Qur’an, memperbanyak zikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, memperbanyak doa, memperbanyak shalat-shalat sunnah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.
Hadirin rahimakumullah,
Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya:
وَالْفَجْرِ
(1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر: 1-3)
Maknanya: “Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban” (QS al-Fajr: 1-3) Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: