Maulid Nabi Muhammad SAW: Mencintai Rasulullah Mencintai Kebaikan, Berikut Kisah Sedih Nabi

photo author
- Sabtu, 16 September 2023 | 08:30 WIB
Khutbah Jumat tema Maulid Nabi
Khutbah Jumat tema Maulid Nabi

METRO SULTENG-Kelahiran Nabi Muhammad pada 12 Rabiul Awal tak cuma harus dirayakan, tapi sebagai umat Islam harus meneladani sunnah-sunnah nabi. Banyak kisah menarik yang membuat kita berdecak kagum atas keluhuran budi dan akhlak Rasulullah saw.

Pikiran dan perasaannya yang selalu terkendali, membuatnya memiliki kepribadian yang berbeda dengan para Nabi terdahulu, seperti Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Shaleh hingga Nabi Musa sekalipun.

Terkenang dalam ingatan kita mengenai penolakan Nabi Muhammad, ketika Malaikat Jibril membentangkan sayapnya hendak meluluh-lantakkan kaum Thaif yang telah berbuat kasar dan aniaya kepada Sang Nabi, justru beliau menjawab, “Mereka itu orang-orang yang belum mengerti.”

Orang-orang yang belum mengerti, masih ada kemungkinan berproses untuk mengerti dan menerima hidayah. Sebagaimana datangnya seorang warga Baduy yang tidak mengerti harus kencing di mana, sampai-sampai beberapa sahabat marah lantaran orang dusun itu justru kencing di pojokan masjid Nabawi di Madinah.

Rasulullah berusaha menenangkan para sahabat, agar lebih jauh memahami nilai dan tatakrama dalam memperlakukan orang asing (liyan), bukan malah mencurigai dan memusuhinya. Ia memerintahkan seorang sahabat untuk segera membersihkan air kencing tersebut.

Kisah mengenai Nenek Yahudi sudah tak asing bagi kita semua. Nenek tua-renta yang kerjaannya memprovokasi orang agar menjauhi Muhammad, justru bertanya-tanya ke mana lelaki yang sering menyuapi roti halus dan renyah yang disodorkan ke mulutnya dengan tulus-ikhlas itu? “Orang itu sudah wafat, wahai Nenek Tua,” ujar Abu Bakar dalam penyamarannya selaku khalifah. “Siapakah orang baik itu?” tanya sang nenek. “Dia adalah Muhammad, Rasulullah,” jawab Abu Bakar.

Lapsus Warta Fragmen Quran Keislaman Ramadhan Opini Tokoh Hikmah Download Kesehatan Lainnya SIRAH NABAWIYAH Mencintai Rasulullah Mencintai Kebaikan Kamis, 4 Mei 2023 | 12:00 WIB Banyak kisah menarik yang membuat kita berdecak kagum atas keluhuran budi dan akhlak Rasulullah saw.

Pikiran dan perasaannya yang selalu terkendali, membuatnya memiliki kepribadian yang berbeda dengan para Nabi terdahulu, seperti Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Luth, Nabi Shaleh hingga Nabi Musa sekalipun.

Terkenang dalam ingatan kita mengenai penolakan Nabi Muhammad, ketika Malaikat Jibril membentangkan sayapnya hendak meluluh-lantakkan kaum Thaif yang telah berbuat kasar dan aniaya kepada Sang Nabi, justru beliau menjawab, “Mereka itu orang-orang yang belum mengerti.”

Orang-orang yang belum mengerti, masih ada kemungkinan berproses untuk mengerti dan menerima hidayah. Sebagaimana datangnya seorang warga Baduy yang tidak mengerti harus kencing di mana, sampai-sampai beberapa sahabat marah lantaran orang dusun itu justru kencing di pojokan masjid Nabawi di Madinah.

Rasulullah berusaha menenangkan para sahabat, agar lebih jauh memahami nilai dan tatakrama dalam memperlakukan orang asing (liyan), bukan malah mencurigai dan memusuhinya. Ia memerintahkan seorang sahabat untuk segera membersihkan air kencing tersebut.

Kisah mengenai Nenek Yahudi sudah tak asing bagi kita semua. Nenek tua-renta yang kerjaannya memprovokasi orang agar menjauhi Muhammad, justru bertanya-tanya ke mana lelaki yang sering menyuapi roti halus dan renyah yang disodorkan ke mulutnya dengan tulus-ikhlas itu? “Orang itu sudah wafat, wahai Nenek Tua,” ujar Abu Bakar dalam penyamarannya selaku khalifah.

“Siapakah orang baik itu?” tanya sang nenek. “Dia adalah Muhammad, Rasulullah,” jawab Abu Bakar.

Dengan demikian, ciri seorang muslim yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad adalah mampu memaafkan orang lain yang telah berbuat zalim kepadanya.

Bukan sekadar kebaikan kita lantaran orang lain berbuat baik kepada kita. Juga bukan sekadar kita memberi sesuatu yang lebih dari nilai pemberian orang kepada kita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Sumber: NU Online

Tags

Rekomendasi

Terkini

X