METRO Sulteng – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) RI, melalui Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (Dirjen PPDT) bersama Pemda Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, melaksanakan workshop peningkatan kapasitas tenaga kerja bidang kesehatan dalam upaya pencegahan stunting di daerah tertinggal.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, yakni 22 November sampai 23 November 2022, bertempat di Hotel Lawaka, Ampana.
Seminar yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kerja kesehatan yang ada di Tojo Una-una, dalam upaya pencegahan stunting dan pendampingan cegah stunting daerah tertinggal itu menghadirkan narasumber dari Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, DR. Bonisaviasus Prasetya Ichtiarto dan Guru Besar Universitas Tadulako Palu, Prof. DR. Rosmala Nur.
Dalam sambutan Bupati Tojo Una-una yang diwakili oleh Sekda DR. Sovianur Kure menyampaikan terima kasih kepada Dirjen PPDT yang telah memberian perhatian besar kepada Kabupaten Tojo Una-Una dengan menyelenggarakan workshop peningkatan kapasitas tenaga kerja bidang kesehatan dan memberikan peralatan kesehatan berupa Antropometri kit kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas di wilayah Tojo Una-una .
Selain itu, Sovianur mengatakan persoalan stunting adalah persoalan nasional yang merepresentasikan rendahnya sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, diperlukan dukungan dari semua unsur untuk menghasilkan sumberdaya yang berkualitas.

“Kami menyadari angka stunting di daerah ini masih cukup tinggi. Sehingganya dibutuhkan dukungan dan bantuan dari semua pihak untuk menyukseskan percepatan penurunan stunting di angka 14 persen pada akhir tahun 2024 mendatang. Maka waktu efektif yang tersisa hanya tinggal 2 tahun,” kata Sovianur mengingatkan.
Dikatakan stunting menjadi permasalahan yang harus dihadapi, dan harus ditanggulangi secara terpadu dan terintegrasi melalui kolaborasi semua pihak, baik pemerintah, pengusaha swasta, tokoh agama serta tokoh masyarakat. Dan yang paling terpenting di mulai dari lingkungan keluarga dan masyarakat sebagai individu atau pribadi dengan membangun ketahanan keluarga secara utuh di berbagai bidang, baik dari bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan anak maupun kebahagiaan keluarga yang di mulai dari penaganan gizi, kualitas sanitasi lingkungan sampai terjaganya sumber pendapatan.
Untuk itu, Sovianur berharap Dirjen PPDT dan Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI serta Akademisi Universitas Tadulako dapat memberikan saran terkait dengan program kerja dan arahan kebijakan strategi yang diperlukan dalam upaya penurunan angka stunting di Tojo Una-una.
Ia juga berharap agar peserta workshop yang mengikuti kegiatan ini harus bersungguh-sungguh, dengan harapan workshop ini dapat menjadi satu pijakan penting bagi peningkatan kualitas dan kapasitas tenaga kerja bidang kesehatan yang terlatih guna menurunkan angka stunting di daerah tersebut. ***