pemerintahan

Pemprov Sulteng Buru Dokumen dan Arsip Sejarah Tentang Sulteng di Belanda

Rabu, 21 Desember 2022 | 06:35 WIB
Rombongan perwakilan Pemprov Sulteng di KBRI Belanda (Foto: Dok)

METRO SULTENG-Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah tengah melakukan penelusuran arsip bernilai sejarah dan budaya Sulawesi Tengah yang kini tersimpan di Belanda. Penelusura dipimpin Staf Ahli Gubernur Sulteng Dr. Rohani Mastura, M.Si bersama rombongan didampingi Pimpinan  Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.

Rombongan berangkat dari Jakarta hari Minggu 18 Desember 2022 pukul 14.30 WIB tiba di Schiphol Bandara Internasional Amsterdam Belanda pada pukul 06.25 waktu setempat (ada perbedaan waktu 6 jam dengan Jakarta).

Sekalipun harus menyesuaikan dengan cuaca musim dingin, suhu 7 derajat celcius, rombongan langsung menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dipandu oleh pendamping dari Arsip Nasional Republik Indonesia Jajang Nurjaman yang diterima langsung oleh Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia (Embassy Of The Republic Of Indonesia) yang diwakili oleh Wakil Duta Besar Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia Freddy Panggabean didampingi Sekretaris I Atu Indarto serta Andrea sebagai bagian dari unit Penerangan Sosial dan Budaya KBRI.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Mardiana Ungkap Antar Uang Proyek TTG ke Bupati Donggala Diruang Kerjanya

Rombongan  disambut dengan ucapan selamat datang yang sangat ramah sambil menginformasikan sejarah berdirinya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda yang merupakan Kedutaan terbesar yang ada di daratan Eropa, dan banyak orang Indonesia tinggal dan lebih memilih menjadi warga negara Belanda dibandingkan umumnya untuk menjadi warga negara Jerman atau Francis dan sebagainya.

Diaspora masyarakat Indonesia yang tinggal di Negara Belanda cukup banyak sekitar 1.7 juta jiwa yang terbesar orang Maluku, kemudian Manado dan Batak, menyusul Bali, Toraja, Makasar dan daerah laiinya di Indonesia.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Pemerintah Tak Akan Pernah Tutup Kasus Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu, Harus Diadili

Wakil Duta Besar sangat mendukung upaya penelusuran Arsip yang bernilai Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah menjadi Arsip Memori Kolektif Bangsa, khususnya Sulawesi Tengah, sebagai sumber informasi kemajuan pendidikan dan kebudayaan di Sulawesi Tengah kedepan.

KBRI siap mendukung dan memfasilitasi tempat penyelenggaraaan promosi Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah, apabila Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah mau melaksanakannya di Belanda, seperti halnya Provinsi lain di Indonesia.

Baca Juga: PT. ANA Bantu 50.000 Bibit Ikan Nila dan Pakan, Petani Tambak Air Tawar Bargairah

"Tidak usah Bali, Borobudur, Danau Toba yang sudah terkenal di Mancanegara, Sulawesi Tengah yang belum pernah promosi disini apalagi Sulawesi Tengah juga memiliki berbagai keunikan ragam budaya dan pesona alam yang indah yang tidak kalah dengan daerah lainnya, hanya saja banyak yang belum mengenalnya," kata Wakil Duta Besar Belanda.

Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Tengah Drs. I Nyoman Sriadijaya, menyampaikan pihaknya ditugaskan Gubernur Sulawesi Tengah Bapak H. Rusdy Mastura, untuk melakukan hunting, penelusuran Arsip bernilai Sejarah dan Budaya Sulawesi Tengah di Belanda.

Baca Juga: Indonesia Akan Akhiri Keanggotaan Dewan HAM PBB, Retno Tekankan Tiga Hal Ini

Lebih lanjut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Yudiawati Vidiana Windarusliana menyampaikan bahwa penelusuran arsip ini telah melalui konsultasi penelusuran Arsip Sulawesi Tengah yang belum ada di Arsip Nasional RI, membuat daftar penelusuran Arsip dan melakukan konsultasi awal sebelum berangkat ke Belanda, dengan Arsiparis di National Archives of Netherlands dan Pustakawan di Leiden University Library.

Disamping berharap dapat menelusuri Arsip dari periode VOC hingga Pemerintahan Hindia Belanda, khususnya di Sulteng pada masa jaman kerajaan Suku Kaili di Lembah Palu, Donggala, Banggai, Buol, Poso, Morowali termasuk arsip kebencanaan yang pernah terjadi sebelum kemerdekaan sebagai siklus bencana yang terjadi tahun 2018 yang lalu dan sebagainya.

Halaman:

Tags

Terkini