Untuk Gini Ratio atau indikator yang mengukur pemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan, yang dimaksudkan semakin tinggi Gini Ratio maka semakin tinggi pula ketimpangan pendapatan.
Morowali ditahun 2015 hingga 2019 memiliki tren menurun, namun tahun 2020 mengalami peningkatan.
Untuk IPM atau indeks pembangunan manusia di Morowali, Taslim membeberkan bahwa Morowali berada diurutan kedua setelah kota Palu, yang artinya kualitas pembangunan manusia yang tersusun dari tiga dimensi, yakni umur panjang dan hidup sehat pengetahuan dan standar hidup layak sejak tahun 2015 hingga 2021 terjadi peningkatan.
Untuk tingkat kemiskinan di Morowali, pada tahun 2021 mencapai 13,75 persen. Sementara di tahun 2020 hanya 13,43. Hal ini disebabkan oleh tingginya beban pengeluaran masyarakat yang tidak dibarengi dengan tingkat pendapatan akibat adanya pandemi.
Baca Juga: Legislator Senayan Apresiasi Polri Ungkap Perusahaan Pinjol Ilegal di Sulawesi Utara
Taslim juga paparkan laju pertumbuhan PDRB di Morowali, pada tahun 2021 berada di angka 25,31 persen, hal ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tingkat pengangguran terbuka atau TPT Kabupaten Morowali berada pada kondisi yang tidak fluktuatif dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, pada tahun 2021 capaian TPT sebesar 3,73 persen.***