METRO SULTENG-Indonesia saat ini tengah terlilit hutang soal tingkat suku bunga pinjaman dari China Development Bank (CDB). Adapun saat ini baru disepakati tingkat suku bunga pinjaman 3,4%.
Untuk itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan melakukan negosiasi dengan pihak tersebut soal skema pembayaran atau penjaminan utang.
Baca Juga: Polda Bengkulu Ungkap Kebenaran Oknum Polisi Yang Viral Edar Uang Palsu, Ini Faktanya
Dijelaskan Luhut besaran pinjaman untuk pembayaran cost overrun Kereta Cepat mencapai USD560 juta atau Rp8,34 triliun. Luhut mengatakan, kedua negara telah menyepakati cost overrun sebesar USD 1,2 miliar.
Dalam pembayarannya, CDB kata Luhut meminta dilakukan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Namun dalam prosedurnya, Luhut meminta agar pembayaran tersebut melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia atau PT PII.
"Memang masih ada masalah siikologis ya, mereka maunya dari APBN. Tapi kita jelaskan prosedurnya akan panjang. Kami dorong melalui PT PII karena ini struktur yang baru dibuat pemerintah Indonesia sejak 2018. Tapi kalo dia (China) mau tetap APBN ya dia akan mengalami panjang dan itu sudah diingatkan dan mereka sedang mikir-mikir," kata Luhut dikutip Jum'at (14/4/2023).
Baca Juga: Polisi Ungkap Pria Yang Viral Bikin Rusuh Di Stasiun Manggarai Jakarta Derita Mental Disorder
Nantinya struktur pinjaman tersebut akan dialirkan ke PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang kemudian menyetorkannya ke PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Kereta Cepat.
Sementara itu, Luhut menambahkan bahwa kesepakatan tersebut akan rampung pada pekan depan. Luhut menyatakan bahwa Indonesia sanggup untuk membayar dari utang tersebut.
Baca Juga: PT Vale Bagikan Lebih dari 2.000 Paket Sembako Bagi Kaum Dhuafa di Sulawesi Tenggara
"Nggak ada masalah. Kamu kok ragu dengan negara kita. Jangan under estimate, negara kita ini Indonesia semakin baik lho. Kamu lihat penerimaan pajak kita naik 48,6% (penerimaan pajak pada Januari 2023) karena banyak Indonesia ini batu bara segala macam tadi. Kita gak sadar keuangan kita dengan hilirisasi itu," pungkasnya.