Sebagai tindak lanjut, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan menyusun data dan program-program pembangunan prioritas yang akan didukung oleh DBH. Salah satu program unggulan yang telah berjalan adalah “Berani Cerdas”, yang memberikan beasiswa kepada masyarakat Suteng yang berprestasi dan tidak mampu.
Gubernur Anwar Hafid berharap, Sulteng dapat memperoleh porsi DBH yang adil, sehingga program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa dilakukan.
“Kami butuh ada kekuatan fiskal daerah. Salah satunya dari DBH, untuk mendukung program pembangunan, termasum program nasional. Bila bisa terwujud dengan baik, maka masyarakat Sulteng Ikut sejahtera," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, di hadapan Komisi II DPR RI, Gubernur Anwar Hafid secara blak-blakan mengungkap ketimpangan Dana Bagi Hasil (DBH) yang diterima daerahnya.
Anwar Hafid mengungkapkan, kondisi daerahnya saat ini sudah “hancur-hancuran” akibat aktivitas pertambangan yang masif, Tapi apa, itu tak memberi dampak signifikan bagi pendapatan daerah.
Baca Juga: Hari Buruh Sedunia 2025: Perempuan Buruh Berdaulat, Lawan Rezim Diktator Militer
"Sulawesi Tengah adalah salah satu provinsi penyumbang devisa terbesar di Indonesia ini. Bapak Presiden bilang ada Rp570 triliun dari pajak yang bersumber dari industri smelter yang ada di Sulawesi Tengah. Tapi coba bapak bayangkan setiap tahun DBH kami hanya mendapatkan Rp200 miliar. Negeri kami itu hancur-hancuran, Pak. Tambang di mana-mana, hancur-hancuran, Pak, negeri kami itu,” curhat Anwar di hadapan Komisi II. (*)