pemerintahan

Khutbah Jumat 1 Maret 2024 Tema Sya’ban Sebagai Madrasah Menggembleng Kesiapan Iman di Bulan Ramadhan Nanti

Kamis, 29 Februari 2024 | 03:42 WIB
Bulan Syaban

METRO SULTENG-Sya'ban adalah bulan yang penting karena di dalamnya terdapat malam Nisfu Sya'ban, yang diyakini memiliki keutamaan khusus. Pada bulan ini juga amalan manusia selama satu tahun diangkat ke sisi Allah swt. Bulan ini penting untuk diisi dengan berbagai amal ibadah agar catatan amal ditutup dengan kebaikan.

Naskah Khutbah Jumat ini berjudul: “Khutbah Jumat: Sya’ban, Bulan Penentuan yang Sering Terlupakan”.


Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ يَحْشُرُنَا فِي الْمَحْشَرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْجَبَّارُ وَأَشْهَدُ اَنَّ حَبِيْبَنَا وَ نَبِيَّنّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,

Momentum bulan Sya’ban merupakan momen yang terus terjadi setiap tahun bagi setiap muslim. Namun biasanya kita sedikit tidak terlalu memperhatikan keutamaannya sehingga melewatkannya begitu saja.

Secara terminologi, Makna Sya'ban adalah kondisi yang terpisah-pisah. Hal ini arena konon orang-orang Arab di masa sebelum Nabi menjadikan bulan Sya’ban ini sebagai bulan untuk mencari sumber air.

Dan di padang pasir, kabilah yang menguasai sumber air dipastikan akan menjadi kabilah yang kuat. Karenanya mereka saling berperang demi mendapatkan sumber air.

Lalu, Nabi Saw mencoba menarik aktivitas bulan Sya’ban ini, meskipun tetap tidak dikategorikan sebagai bulan haram, namun Nabi mencontohkannya dengan mentradisikan untuk memperbanyak ibadah-ibadah sunnah.

Hadirin sidang Jumat yang berbahagia,

Seorang sahabat Nabi saw, bernama Usamah bin Zayd, seperti disebutkan diantaranya dalam Sunan al-Nasā’ī dan Musnad Aḥmad, pernah menceritakan pertanyaan kepada Rasulullah kenapa di bulan Sya’ban, Rasulullah amat sering melaksanakan puasa. Usamah sampai bertanya, “Wahai Rasulullah, saya tidak pernah engkau berpuasa begitu sering berpuasa seperti di bulan Sya’ban dibanding bulan-bulan lainnya.” Kemudian oleh Rasulullah saw dijawab:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

Artinya: “(Sya’ban) Itu adalah bulan yang orang-orang banyak melupakan (keutamannya). Bulan Sya’ban adalah bulan diangkat amal ibadah ke sisi Allah. Maka, aku suka jika amalku diangkat (ke sisi Allah) amalku diangkat dan aku dalam keadaan berpuasa.”

Demikian pernyataan Rasulullah saw terkait apa motivasi beliau memperbanyak puasa sunnah di bulan Sya’ban. Dalam hadits-hadits lain, kerap digambarkan bagaimana para sahabat salah mengira apakah Rasulullah saw sedang berpuasa atau tidak.

Salah satu contohnya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah ra yang disebutkan dalam Shahih al-Bukhārī dan Shahih Muslim:

Halaman:

Terkini