Perjalanan PT Vale, Perusahaan Tambang Nikel Tertua di Indonesia Yang 14 Persen Sahamnya Akan Diambil MIND ID

photo author
- Rabu, 16 Agustus 2023 | 16:54 WIB
Pabrik nikel PT Vale Indonesia di Blok Sorowako (FOTO: SUBANDI)
Pabrik nikel PT Vale Indonesia di Blok Sorowako (FOTO: SUBANDI)

METRO SULTENG-PT Vale Indonesia Tbk dulu INCO kini tengah jadi perhatian para pelaku usaha sektor pertambangan biji nikel setelah rencana pemerintah Indonesia melakukan divestasi atau pelepasan 14 saham PT Vale Indonesia Tbk untuk Indonesia melalui Holding BUMN Pertambangan MIND ID seiring akan berakhirnya Kontrak Karya perusahaan asal Brasil itu pada tahun 2025.

Diketahui bahwa mayoritas saham perusahaan masih dimiliki asing atas nama Vale Canada Limited (VCL) sebesar 44,3% dan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) sebesar 15%. Saham murni Indonesia melalui Holding BUMN MIND ID dikabarkan hanya 20%, sedangkan 20,7% sisanya merupakan saham publik.

Baca Juga: Toyota All New Yaris Cross HEV: SUV Hybrid Lokal yang Bakal Jadi Andalan di Jalanan, Intip Ketangguhannya

PT Vale Indonesia

Sebelum mengganti namanya menjadi Vale Indonesia, perusahaan tersebut sebenarnya didirikan dengan nama PT International Nickel Indonesia pada 25 Juli 1968, menjadi satu-satunya perusahaan tambang nikel tertua di Indonesia dikala harga nikel tak dilirik dunia.

Dikala harga nikel tak menentu, bahkan dititik harga paling rendah, PT INCO tetap bertahan, Jatuh bangun menambang bijih nikel hingga merawat lingkungan pasca penambangan. Dan hal ini bisa terlihat saat ini lingkungan di Blok Sorowako, seperti danau Matano tetap asri.

Baca Juga: AHM Meluncurkan Motor Listrik EM1 Mirip Honda U-GO dari China, Punya Kecepatan 45 Km perjam

Dikutip dari berbagai sumber, sejak resmi menjalankan bisnisnya, Vale Indonesia langsung terlibat kesepakatan dengan pemerintah Indonesia melalui penandatanganan Kontrak Karya (KK).

Hal tersebut merupakan lisensi dan tugas dari pemerintah Indonesia bagi Vale Indonesia untuk melakukan eksplorasi, penambangan, dan pengolahan bijih nikel.

Dalam setahun, rata-rata volume produksi Vale Indonesia bisa mencapai 75.000 metrik ton. Rencananya, selain memproduksi nikel di Blok Sorowako, perusahaan tersebut akan melanjutkan pembangunan pabrik di Sulawesi Tengah (Bahodopi) dan Sulawesi Tenggara (Pomalaa).

Baca Juga: Malaguti Madison 125 2024 Facelift Berbentuk Maxi-Scooter Sporty Resmi Diluncurkan, Ini Harganya

Perlu diketahui bahwa Vale Indonesia dipercaya untuk mengerjakan proyek pembangunan pabrik pengolahan di Bahodopi untuk memproses bijih saprolit dan menghasilkan feronikel yang nantinya akan dijadikan bahan utama dalam pembuatan baja nirkarat.

Tak hanya itu, perusahaan yang sudah 55 tahun menjalankan bisnisnya tersebut juga akan memproses proyek pengembangan bijih nikel limonit dengan menggunakan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leaching) untuk menghasilkan produk yang dapat diolah menjadi bahan utama baterai mobil listrik di Pomalaa.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Rekomendasi

Terkini

X