Seperti potensi pariwisata, perikanan dan rumput laut di pulau Peleng. Kemudian Pulau Banggai dengan potensi perikanan halal, situs sejarah, bandara dan pelabuhan laut serta pengambangan PLTAL (Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut), juga bisa dikelola maksimal ke depannya.
Pembangunan jembatan Halimun, lanjut Andono, merupakan koordinasi dan integrasi dua Kabupaten Bangkep dan Balut, dalam peningkatan aksesibiltas Banggai-Salakan-Luwuk dalam dukungan dan kesinambungan antar kabupaten.
Untuk total panjang jembatan Bangkep-Balut memiliki bentang sekitar 2,7 kilometer. Tipe jembatannya adalah suspended bridge (jembatan gantung) dengan metode konstruksi di perairan laut.
Baca Juga: Masyarakat dan LSM di Morowali Minta Pemprov Sulteng Cabut IUP PT BAP di Desa Pungkoelu
Perencanaan jembatan ini terdiri dari tiga bagian: jalan layang (causeway), jembatan penghubung (approach bridge), dan jembatan utama (main bridge). Terdapat tiga alternatif trase yang dipertimbangkan:
1. Trase langsung dari Totikum (Bangkep) ke Paisumoni (Balut) sepanjang 3,95 km;
2. Trase melalui Pulau Asasal sepanjang 4,506 km;
3. Trase melalui Pulau Toulan sepanjang 3,745 km.
"Yang hadir saat presentase waktu itu antara lain, Sekretaris Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, Kepala Bidang Bina Marga, Konsultan Perencanaan Pembangunan Jembatan Halimun dan pejabat terkait lainnya," kenang Andono. ***