METRO SULTENG-Secara mengejutkan, Arab Saudi telah mengumumkan berakhirnya semua negosiasi mengenai normalisasi hubungan dengan Israel.
Keputusan untuk menghentikan perundingan disampaikan kepada Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, menandai kemunduran terhadap upaya AS baru-baru ini untuk menengahi perdamaian dan hubungan diplomatik antara kedua negara.
Baca Juga: Perang Hamas, Israel Mengerahkan Pasukan, Tank, dan Kendaraan Lapis Baja di Sekitar Gaza
Keputusan Arab Saudi untuk menghentikan perundingan menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan diplomasi regional dan perdamaian Timur Tengah. Sebagai pemain kunci di kawasan ini, sikap Arab Saudi terhadap Israel selalu diawasi secara ketat.
Alasan di balik perubahan posisi yang tiba-tiba ini belum sepenuhnya dipahami, namun spekulasi menunjukkan bahwa meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina baru-baru ini mungkin berperan dalam hal ini.
Konflik tersebut telah memicu kemarahan dan protes global, sehingga meningkatkan tekanan pada negara-negara untuk mengambil sikap yang jelas.
Baca Juga: Perang Israel dan Hamas Hari ke Lima, Jalur Gaza di Bombardir, 1.100 Warga Palestina Tewas
Amerika Serikat dan negara-negara lain telah secara aktif mendorong negara-negara Arab untuk menormalisasi hubungan dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Perjanjian Abraham tahun 2020, beberapa negara Arab, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan, menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Arab Saudi dipandang sebagai pemain kunci potensial dalam memajukan upaya ini.
Implikasi dari keputusan Arab Saudi masih belum jelas, dan dampaknya terhadap proses perdamaian Timur Tengah dan hubungan regional yang lebih luas belum sepenuhnya dipahami.
Baca Juga: Putin Menuduh AS Mengobarkan Timur Tengah dengan Mengirim Kapal Induk ke Israel
Ketika situasi ini berkembang, para pemimpin internasional harus melipatgandakan upaya mereka untuk mendorong dialog dan mencari penyelesaian damai terhadap konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.
Menukil Arabnews, Dunia mengamati dengan cermat langkah selanjutnya yang diambil Arab Saudi dan Israel, karena hubungan mereka berpotensi membentuk masa depan kawasan.***