METROSULTENG, Morowali - Perhelatan turnamen Nasdem Cup lll 2022 di Kabupaten Morowali, Sulteng, mendapat nilai merah di mata sejumlah masyarakat pecinta bola di daerah kaya tambang itu. Pasalnya oknum wasit kurang profesional dalam memimpin pertandingan yang diikuti 32 tim.
Salah satunya penonton Arman warga Desa Bahomoleo, Kecamatan Bungku Tengah mengaku sangat kecewa dan jatuh semangat melihat adanya oknum wasit disebuah permainan yang dinilai kurang profesional dalam meminpin pertandingan.
Baca Juga: Bangun Desa Wisata Berkualitas, Sandi Uno Gandeng Mitra Bangkitkan Sektor Pariwisata
"Pada saat babak penyisihan kami liat normal saja, ini sudah masuk 8 besar kami liat dibeberapa pertandingan wasit yang memimpin sudah tidak profesionl," tutur Arman, Selasa (5/7/2022).
Arman menyebutkan, banyak tindakan-tindakan pemain dilapangan yang harusnya menjadi sebuah pelanggaran, bahkan itu sudah sangat fatal dan bisa kena kartu merah, tapi tidak dianggap pelanggaran.
Baca Juga: Polres Tojo Una-Una Limpahkan Berkas 3 Tersangka Pencurian ke Jaksa
"Seperti kami liat, bola sudah melambung jauh, akan tetapi kami liat ada pemain yang masih menendang lawannya, itu didepan wasit apakah itu bukan pelanggaran, bahkan ada yang kentara hand ball didepan gawang juga itu tidak dianggap pelanggaran," ucap Arman kecewa.
Jadinya pertandingan bola Nasdem Cup Ini membuat animo pecinta bola jadi jatuh terhadap sepak bola di Morowali.
Sambung Arman, bukan hanya kami sebagai pecinta bola di Morowali yang kecewa, bahkan para pemain yang ingin mengembangkan bakatnya luntur semangat karena oknum wasit yang tidak profesional memimpin permainan.
Baca Juga: Wartawan Metrosulteng Raih Penghargaan HUT di Bhayangkara ke-76 di Morut Kategori Berdedikasi
"Bukannya mereka ada pembinaan yang anggarannya dari daerah, kenapa seperti begini hasilnya, ini hanya outputnya yang ada outcamenya tidak ada," terangnya.
Senada dengan Arman, Junaedi selaku pelatih tim club dari Desa Bahomoleo juga kecewa berat dengan adanya oknum wasit yang tidak profesional memimpin sebuah pertandingan.
Junaedi menuturkan bahwa sikap wasit yang tidak profesional seperti itu, bisa menghambat perkembangan pesepak bolaan di Kabupaten Morowali.
"Memang banyak yang kami lihat di beberapa pertandingan di 8 besar ini, ada kejanggalan, sebelumnya dibabak pengisian tidak seperti ini, tapi di 8 besar ini terlihat jelas beberapa hal dilapangan yang harusnya jadi pelanggaran akan tetapi tidak terjadi," terang Junaedi.