olah-raga

Musprov KONI Sulteng Ditolak, Puluhan Pengurus Cabor 'Melawan'

Rabu, 19 Maret 2025 | 11:22 WIB
Hidayat Lamakarate (kiri) saat bertemu puluhan pengurus cabor dan pengurus KONI kabupaten, dalam rangka menolak pelaksanaan Musprov KONI Sulteng yang dijadwalkan 21-23 Maret 2025. (Foto: Ist).

“Jika pelaksanaan Musprov ini tidak memenuhi syarat dan tetap dipaksakan, maka kami anggap tidak sah,” pungkasnya.

Dengan situasi ini, besar kemungkinan Musprov KONI Sulteng akan diwarnai dinamika yang cukup panas, mengingat banyaknya pihak yang merasa tidak dilibatkan secara adil dalam proses tersebut.

MANUVER TERSEMBUNYI

Sekretaris Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Sulawesi Tengah, Ashar Yahya, menyampaikan protes keras terhadap percepatan pelaksanaan Musyawarah Provinsi (Musprov) KONI Sulteng yang dijadwalkan berlangsung pada 21 Maret mendatang.

Baca Juga: MoU dengan BNI, Pemda Morut Akan Bayarkan Bunga KUR kepada UMKM Penerima Kredit

Menurutnya, jika Musprov tetap digelar tanpa mengikuti mekanisme dan prosedur yang semestinya, situasi dapat menjadi tidak kondusif serta berpotensi menimbulkan gelombang penolakan.

Ashar mencurigai adanya agenda tersembunyi di balik keputusan mempercepat Musprov, yang bisa saja bertujuan untuk menghalangi kandidat lain dalam kontestasi secara tidak adil.

"Musprov seharusnya dilaksanakan dengan mekanisme yang benar. Ada aturan yang memungkinkan penundaan atau bahkan penunjukan karateker jika memang diperlukan. Namun, yang terjadi justru sebaliknya—Musprov dipercepat tanpa alasan yang jelas," ujar Ashar.

Ia juga mencurigai percepatan Musprov sebagai strategi untuk menghambat Hj. Arnila M Ali, yang diketahui telah menyatakan akan menunaikan ibadah umrah.

Baca Juga: KONI Tolitoli Gelar Raker Untuk Evaluasi Atlet dan Persiapan Hadapi Porprov ke 10 di Morowali

"Jika jadwalnya tiba-tiba dimajukan, ini bisa dianggap sebagai upaya menjegal kandidat tertentu secara tidak fair. Musyawarah seharusnya tidak menjadi ajang yang merampas hak seseorang," tegasnya.

Lebih jauh, Ashar menduga adanya skenario untuk memastikan hanya ada satu calon yang disahkan dalam Musprov.

"Ada indikasi kuat bahwa mereka ingin memaksa pimpinan sidang untuk menerima calon tunggal. Ini berbahaya karena bisa mencederai prinsip demokrasi dalam KONI," katanya.

Meski tidak mendapat undangan resmi, Ashar menegaskan dirinya tetap akan hadir dalam Musprov sebagai perwakilan cabang olahraga yang ia naungi.

Baca Juga: 100 Hari Kerja Vera -Taufik di Donggala: Masjid Direhab, Hafiz Qur’an Dapat Beasiswa

Halaman:

Tags

Terkini