METRO SULTENG-Kini dalam mode krisis penuh - jika sebelumnya belum - Liverpool bisa kehilangan kesempatan lain untuk meraih trofi saat mereka bertemu kembali dengan Crystal Palace dalam pertarungan putaran keempat Piala EFL hari Rabu .
Tim asuhan Arne Slot yang sedang terpuruk telah kalah dalam lima dari enam pertandingan terakhir mereka di semua kompetisi, tetapi rekan-rekan mereka di ibu kota juga mengalami performa buruk setelah berakhirnya rekor klub yang tak terkalahkan.
Pratinjau pertandingan :
Liga Champions menawarkan Liverpool sedikit kelegaan di tengah keterpurukan mereka di Liga Primer minggu lalu, tetapi kemenangan telak 5-1 The Reds atas Eintracht Frankfurt di Eropa bukanlah pertanda baik di liga utama, di mana sang juara bertahan berada dalam kondisi terdegradasi.
Brentford yang dilatih Jordan Henderson menghukum The Reds dengan kekalahan keempat berturut-turut di Liga Primer dalam laga menegangkan 3-2 pada Sabtu , menjadikan pasukan Slot sebagai juara bertahan keempat yang menderita empat kekalahan beruntun dalam satu musim Liga Primer setelah tim Jurgen Klopp 2020-21, Manchester City 2024-25, dan Leicester City 2016-17.
Baca Juga: Atletico Menang Atas Betis untuk Bangkit dari Kekalahan atas Arsenal
Sudah menyamai jumlah kekalahan di liga utama yang mereka derita musim lalu, Liverpool dapat menganggap diri mereka sebagai tim yang kurang diunggulkan untuk mempertahankan gelar Liga Primer mereka, setelah tertinggal tujuh poin dari Arsenal yang memberi pelajaran demi pelajaran kepada sang juara bertahan tentang ketekunan dalam bertahan.
Banyak pihak yang menuding penyebab kekalahan Liverpool - Jamie Carragher baru-baru ini mengemukakan pandangannya tentang "musim bencana" The Reds - tetapi hanya dua clean sheet dalam 14 pertandingan yang menjadi sumber sebagian besar masalah The Reds.
Tuan rumah juga bekerja keras untuk meraih kemenangan 2-1 atas Southampton di putaran ketiga Piala EFL, dan mereka tersingkir di putaran keempat dua kali dalam lima musim terakhir, meskipun juga melaju ke trofi pada tahun 2022 dan 2024 sebelum menjadi runner-up musim lalu.
Juga memiliki kebiasaan menang di Wembley dalam dekade ini, pemegang Piala FA dan Community Shield Crystal Palace jarang memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan di Piala EFL - sebuah turnamen yang tidak pernah mereka menangkan dalam sejarah 120 tahun mereka.
Hanya sekali dalam enam tahun terakhir Eagles berhasil lolos melewati putaran keempat kompetisi - mencapai perempat final tahun lalu sebelum disingkirkan oleh Arsenal - yang secara kebetulan memperpanjang performa buruk Palace pada Minggu sore.
Dalam rangkaian peristiwa yang mungkin paling dapat diprediksi, mantan bintang Eagles Eberechi Eze menghantui mantan majikannya dalam kemenangan 1-0 untuk pemimpin Liga Premier, membuat Palace tanpa kemenangan dalam empat pertandingan dan menyesali kekalahan ketiga sejak awal bulan.
Rekor klub tamu dengan 19 pertandingan tak terkalahkan - termasuk kemenangan adu penalti putaran ketiga Piala EFL atas Millwall - kini tampak menjadi kenangan yang jauh, meskipun keberhasilan terkini mereka atas tim Slot bukanlah hal yang buruk.
Memang, tim London itu dapat mengalahkan Liverpool dalam tiga bulan berturut-turut setelah keberhasilan Community Shield pada bulan Agustus dan kemenangan ajaib Liga Premier bulan lalu di Selhurst Park, dan Eagles secara mengejutkan tidak terkalahkan di Anfield sejak September 2021 juga.
