METRO SULTENG- Nasin sial tengah dialami Asosiasi Sepak Bola Malaysia alias Football Association of Malaysia (FAM) tampaknya sedang bermain api dalam sepak bola internasional, dan kini harus menanggung akibatnya.
Alih-alih menuai pujian atas kemenangan besar, Harimau Malaya justru diganjar sanksi dari FIFA setelah ketahuan menurunkan pemain naturalisasi dengan dokumen yang dipalsukan.
Skandal ini menjadi tamparan keras, bukan hanya bagi federasi sepak bola di Negeri Jiran, tetapi juga bagi citra sepak bola Malaysia, terlebih ASEAN di mata dunia.
Baca Juga: Perkuat Sinergi dengan Kementerian UMKM, Wamen Ossy: Penuhi Kebutuhan Mendasar Masyarakat
Sebagian publik kini bertanya-tanya, bagaimana mungkin proses naturalisasi bisa sampai lolos, padahal dokumen yang diajukan ternyata bermasalah.
Jawabannya sederhana, terendus skandal permainan kotor yang akhirnya terbongkar FIFA hingga sanksi pun telah diumumkan secara resmi pada Jumat, 26 September 2025.
Kini, FAM sedang dalam posisi serba salah. Mereka menyangkal adanya niat buruk, tetapi bukti sudah bicara.
Di sisi lain, FIFA tidak sembarangan menjatuhkan sanksi berupa denda Rp73 miliar dan larangan bermain bagi tujuh pemain Timnas Malaysia selama setahun penuh.
Lebih parahnya lagi, Malaysia pun terancam kehilangan lebih banyak jika bandingnya gagal. Berikut sederet fakta terkini di antaranya.
FIFA Tegas Soal Pemalsuan Naturalisasi
Dalam pernyataannya, Komite Disiplin FIFA menegaskan pemalsuan dokumen termasuk terkait naturalisasi maupun yang lainnya, tidak bisa ditoleransi.
“Setiap bentuk kecurangan akan ditindak tanpa kompromi,” bunyi pernyataan resmi FIFA pada Jumat, 26 September 2025.
Tidak hanya sekadar denda, hukuman pembekuan selama 12 bulan membuat para pemain naturalisasi ini tidak bisa tampil di level mana pun dalam kompetisi resmi, kecuali ajang sepak bola yang hanya sekadar antar kampung.
Di samping itu, Timnas Malaysia pun terancam diskualifikasi di Piala Asia 2027 mendatang buntut dari skandal rekrutan naturalisasi ini.