Oleh: Aril (Ari Loru)
"Bagaikan petir di terik panasnya mentari".
Kembali lagi dunia sepak bola tanah air berduka cita. Bagaikan bom Hiroshima dan Nagasaki yang meluluhlantahkan negeri samurai biru.
Seperti itulah gambaran hati pencinta sepak bola Indonesia, begitu mendengar keputusan mengejutkan pemecatan coach Shin Tae-yong (STY) sebagai juru taktik Timnas Indonesia.
Di tengah memanasnya suhu politik yang belum kondusif, dengan berbagai macam kasus mega korupsi yang menyeret para elit di republik ini, baik dari politikus maupun pengusaha. Entahlah endingnya seperti drama Korea atau sinetron Cinta Fitri yang berpuluh-puluh episode baru tamat.
Apalagi situasi politik makin memanas, setelah Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) merilis nama mantan presiden Indonesia yang ke-7 Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu tokoh terkorup di dunia seperti dilansir KOMPAS.com.
Baca Juga: Patrick Kluivert Resmi Gantikan Shin Tae-yong Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Semoga saja pengumuman pemecatan STY dari PSSI, tidak ada udang di balik batu. Dan bukan bagian dari pengalihan isu mega korupsi yang merugikan negara ratusan triliunan rupiah.
Dilansir dari CNNIndonesia siang tadi, 6 Januari 2025, dari Gedung Danareksa Jakarta. Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) resmi memecat Shin Tae-yong dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia.
Dalam konferensi persnya, Ketua Imum PSSI Erick Thohir mengatakan, pemberhentian pelatih asal Korea Selatan itu adalah bagian dari pembenahan PSSI. Karena situasinya memanas dan persoalanya sangat kompleks, tutur Erick Thohir.
Hampir hilang libido bolaku, mendengar langsung dari bibir Ketum PSSI Erick Thohir soal kabar pemecatan STY. Pasca pengumuman itu, seluruh pengguna media sosial pencinta sepak bola di Indonesia bereaksi baik di Facebook, Instagram, Tiktok, maupun X. Semua bersuara di akun pribadi dengan hati yang terluka.
Baca Juga: Stadion Gelora Bung Karno Jadi Saksi Nasib STY
Mengapa semua itu bisa terjadi? Apa yang membuat STY dipecat dari kursi kepelatihan Timnas? Yang bisa menjawab itu, hanya PSSI dan Shin Tae-yong.
Saya mulai merasakan dan membayangkan gemuru haru serta tangis air mata dari supporter Timnas di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) nanti. Ketika lagu Tanah Airku tanpa Shin Tae-yong.
Penikmat bola, tahunya kebahagian emosional kala semuanya bersatu padu, di tengah lautan manusia dari lapisan berbagai supporter club di Indenesia yang memenuhi stadion. Saling rangkul, berbaju berlambangkan garuda di dada, dan slayer merah putih.
